Komitmen GMP, Bumi Suksesindo Sukses Reklamasi 77.3 Ha Lahan Bekas Tambang Emas
Sejak tahun 2016 PT Bumi Suksesindo (BSI) sukses mereklamasi lahan bekas tambang di area Tambang Emas Tujuh Bukit seluas 77,3 Hektare (Ha). Hal ini merupakan salah satu komitmen perusahaan dalam menerapkan green mining practice (GMP) dalam menjaga kelestarian lingkungan di sekitar area operasi.
General Manager of Operations (GMO) PT BSI Roelly Fransza menjelaskan reklamasi pasca tambang merupakan salah satu komitmen perusahaan pada lima kaidah GMP yang diwajibkan Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
”Kita ingin menunjukkan bahwa komitmen ini bukan berdasarkan hanya KPI tapi komitmen moral dan tanggung jawab kita sebagai anak bangsa terhadap operasional tambang di 7 Bukit di Banyuwangi,” ucap Roelly di Tambang Emas Bukit Tujuh, Banyuwangi Jumat, (25/10/2024).
Roelly melanjutkan bahwa pihaknya tidak menunggu proses produksi seluruh area selesai untuk melakukan reklamasi. Melainkan BSI dalam hal secara gradual menjalankan reklamasi progresif ketika salah satu areanya telah selesai produksi.
Dari pantauan Warta Ekonomi, terdapat 5 area tambang emas di lokasi Tambang Bukit Tujuh. Terdiri dari Pit A, Pit B, Pit C, Pit D, dan Pit E. Selanjutnya, untuk Pit E telah direklamasi, lalu Pit A dan C masih tahap produksi, terkahir Pit D bakal di produksi di tahun 2026.
”Jadi kita dalam reklamasi tidak menunggu sampai pasca tambang, jadi hal-hal yang kita bisa, langsung reklamasi,” lanjut Roelly.
Baca Juga: Bumi Suksesindo Sukses Transplantasi 4.000 Terumbu Karang di GWD Banyuwangi
Atas inisiatif ini BSI di tahun ini dianugerahi Green Mining Practice Awards (GMP) 2024 oleh Kementerian ESDM pada 25 September 2024 lalu.
Sementara itu, Environmental Supevisor PT BSI Rizki Marlind menjelaskan bahwa dari total luas lahan yang berhasil direklamasi 60% merupakan tanaman endemik dari wilayah tersebut.
“Kalau untuk luasan reklamasi dari 2016 sampai bulan Oktober ini ya, kita sudah ada sekitar 77,3 hektare. Kalau total tanamannya sekitar 66.184 pohon yang sudah ditanam, dan 60% itu terdiri dari tanaman lokal,” ungkap Rizki.
Ada pun tanaman endemik yang digunakan dalam hal ini antara lain pohon runcing itu, walangan, apak, wunung, bendol. Untuk bibit-bibitnya, BSI menyemainya secara mandiri di lokasi area tambang emas bukit tujuh.
”Kegiatan nursery ini setiap hari, tapi kalau untuk kegiatan reklamasi, kita menyesuaikan sama lahan yang sudah siap. Ketika lahan yang sudah siap, kita lakukan reklamasi,” tutup Rizki.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rahmat Dwi Kurniawan
Editor: Amry Nur Hidayat
Tag Terkait:
Advertisement