Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Anak Merdeka Copper Gold (MDKA) Siap Gali Harta Karun di Tujuh Bukit

Anak Merdeka Copper Gold (MDKA) Siap Gali Harta Karun di Tujuh Bukit Kredit Foto: Mochamad Ali Topan
Warta Ekonomi, Surabaya -

Berdasarkan data Kementerian Perindustrian pada 2022  tercatat Indonesia menempati 7 besar tembaga dunia, di mana total cadangan tembaga Indonesia sebesar 3% dari total cadangan dunia. Sementara Indonesia berada pada urutan 11 untuk produksi tembaga dunia. Namun, industri hilir tembaga Indonesia hanya menempati urutan ke-18, di bawah Jepang, India, Korea dan Bulgaria. Padahal negara-negara tersebut tidak memiliki sumber daya mineral tembaga.

Pengembangan proyek tembaga anak perusahaan PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) yakni, PT Bumi Suksesindo (BSI) di Banyuwangi, Jawa Timur berpotensi untuk meningkatkan produksi tembaga Indonesia 10-15% serta mendongkrak posisi Indonesia sebagai produsen tembaga dunia. 

Baca Juga: Permintaan Tinggi, Seluruh Komoditas Tambang Berbea Keluar Naik Harga

Menurut General Manager of Operations (GMO) atau Kepala Teknik Tambang, Roelly Fransza, BSI per Maret 2024, Mineral Resources Estimate (MRE) terbaru dari proyek ini melaporkan peningkatan jumlah sumber daya mineral terindikasi.

Total kandungan sumber daya mineral proyek ini, meningkat dari 1.706 menjadi 1.738 juta ton, dengan peningkatan pada sumber daya mineral terindikasi, dari 442 menjadi 755 juta ton. Sehingga, dari yang semula mengandung 8,1 juta ton tembaga dan 27,4 juta ounces emas, Proyek Tembaga Tujuh Bukit saat ini mengandung 8,2 juta ton tembaga dan 27,9 juta ounces emas. 

Roelly menambahkan, proyek pengembangan tambang bawah tanah ini berpotensi menjadi tambang tembaga yang berumur panjang. Pada puncak produksinya, Proyek Tembaga Tujuh Bukit akan memproses 24 juta ton bijih per tahun untuk menghasilkan lebih dari 110.000 ton tembaga dan 350.000 ounces emas per tahun selama lebih dari 30 tahun.

Lebih lanjut Roelly menjalaskan, Proyek Tembaga Tujuh Bukit merupakan salah satu proyek tembaga terbesar di dunia yang masih dalam fase praproduksi. Hingga saat ini pihaknya, masih mempersiapkan bankable feasibility study, studi-studi teknis serta proses perijian dengan harapan operasi BSI bisa bertransisi dari tambang terbuka (emas) ke bawah tanah (tembaga) dengan mulus 

Roelly menambahkan lagi,  untuk proses penggarapan proyek ini memang tidak mudah dan membutuhkan investasi tinggi. Hingga saat ini sudah terserap anggaran sekitar US$200 juta untuk proyek ini . Mulai dari studi kelayakan, keamanan, kesehatan, SDM, teknologi, termasuk eksplorasi Sepanjang 1.890 meter. 

Sementara itu Corporate Communications MDKA, Tom Malik menjelaskan, investasi yang dibutuhkan untuk pengembangan proyek tambang milik MDKA memang tidak sedikit. Untuk proyek Tembaga Bukit Tujuh fase 1 saja Tom menyebutkan, akan menelan anggaran hingga US$1 miliar.

Untuk itu kata Tom, pihaknya melalui BSI, sendiri telah berkomitmen untuk memberikan dampak yang signifikan terhadap pendapatan negara dan pemerintah daerah di wilayah operasi pertambangan melalui kontribusi pajak dan non-pajak, penciptaan lapangan kerja bagi penduduk lokal, peluang usaha bagi bisnis lokal, serta berbagai program pemberdayaan masyarakat.

Baca Juga: Harga Seluruh Komoditas Produk Pertambangan yang Dikenakan Bea Keluar Naik pada November 2024

"Sejak 2016 hingga 2023 lalu , tambang Bukit Tujuh yang dikelolan BSI pun telah berkontribusi terhadap pemasukan negara mencapai lebih dari Rp4,36 triliun, yang terdiri dari kontribusi terhadap pajak sebesar lebih dari Rp3,28 triliun, dan royalti Rp1 triliun lebih," pungkas Tom

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Mochamad Ali Topan
Editor: Aldi Ginastiar

Advertisement

Bagikan Artikel: