- Home
- /
- Kabar Finansial
- /
- Bursa
Cisadane Sawit Raya Berhasil Cetak Laba Bersih Rp125 Miliar di Tengah Kondisi Menantang
PT Cisadane Sawit Raya Tbk (CSRA) mencatatkan peningkatan pendapatan sebesar 12,2% menjadi Rp758,78 miliar. Perusahaan mencatatkan laba bersih Rp125,39 miliar, naik 5,4% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp118,99 miliar, meskipun marjin laba bersih menurun tipis dari 17,6% menjadi 16,5%.
Pertumbuhan pendapatan ini didorong oleh peningkatan produksi Crude Palm Oil (CPO) dan Kernel serta harga jual rata-rata yang lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya. Marjin operasi juga menguat menjadi 27,7%, naik dari 26,7% di 9M23, berkat upaya peningkatan efisiensi operasional.
Pada kuartal ini, CSRA menekankan komitmen terhadap pertumbuhan berkelanjutan dengan memperoleh sertifikasi International Sustainability and Carbon Certification (ISCC EU) pada 6 September 2024, sebagai bagian dari kepatuhan terhadap Direktif Energi Terbarukan (RED II).
Baca Juga: Pendapatan Melonjak! Laba Bersih MAP Tembus Rp1,6 Triliun di Kuartal III 2024
Langkah strategis ini mencakup penjualan perdana Palm Oil Mill Effluent (POME) dari pabrik minyak sawit di Tapanuli Selatan dan Labuhan Batu, yang menjadi bagian penting dalam rantai nilai berkelanjutan perusahaan.
Di sisi keuangan, total aset CSRA meningkat 19,8% menjadi Rp2,21 triliun per 30 September 2024, dengan cadangan kas yang tumbuh signifikan dari posisi akhir tahun 2023.
Rasio lancar perusahaan berada pada level yang sehat yaitu 2,16x, menunjukkan kemampuan yang baik untuk memenuhi kewajiban jangka pendek. Meski rasio utang berbunga terhadap ekuitas naik dari 0,51x ke 0,66x, perusahaan tetap memprioritaskan pengelolaan utang secara hati-hati.
Baca Juga: Pendapatan dan Laba Vale Indonesia Anjlok Drastis, Rontoknya Harga Nikel Jadi Biang Kerok
Direktur Keuangan dan Pengembangan Strategis CSRA, Seman Sendjaja, menyatakan bahwa perusahaan akan terus meningkatkan efisiensi produksi dan berinvestasi dalam mekanisasi untuk memperkuat kinerja jangka panjang.
“Fokus kami pada keberlanjutan dan inovasi teknologi memungkinkan kami untuk terus berkembang di ekosistem yang dinamis ini,” ujar Seman.
CSRA optimis bahwa permintaan global akan minyak sawit akan tetap kuat, terutama dari pasar berkembang dan sektor biofuel, meskipun dihadapkan dengan tantangan perubahan iklim dan persaingan dengan minyak nabati lain.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait: