Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pendapatan dan Laba Vale Indonesia Anjlok Drastis, Rontoknya Harga Nikel Jadi Biang Kerok

Pendapatan dan Laba Vale Indonesia Anjlok Drastis, Rontoknya Harga Nikel Jadi Biang Kerok Kredit Foto: Vale Indonesia
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT Vale Indonesia Tbk (INCO) melaporkan penurunan signifikan dalam pendapatan pada kuartal ketiga 2024, dengan pendapatan yang tidak diaudit mencapai hanya US$708 ribu, turun dari US$937 ribu pada periode yang sama tahun sebelumnya. Penurunan pendapatan ini berdampak langsung pada laba bersih perusahaan, yang menyusut menjadi US$51.108 dari US$238 ribu pada kuartal III 2023.

Chief Financial Officer PT Vale Indonesia Tbk, Rizky Putra, menjelaskan bahwa perseroan dihadapkan pada tantangan, terutama dari penurunan harga komoditas nikel yang berkelanjutan pada kuartal III 2024. 

“Harga realisasi rata-rata nikel pada triwulan tersebut adalah AS$12.948 per ton, turun 9% dari triwulan sebelumnya dan 29% dibandingkan periode sembilan bulan tahun 2023,” kata Rizky. 

Di sisi biaya, Vale mencatat beban pokok pendapatan sebesar US$628 ribu, menghasilkan laba bruto senilai US$80 ribu, yang juga turun dari US$286 ribu pada kuartal III tahun sebelumnya. Laba usaha perseroan mencapai US$55.142, merosot dari US$252 ribu di tahun lalu.

Baca Juga: Ternyata ini Rahasia Vale Bisa Dongkrak Pendapatan Meski Harga Nikel Turun

“Penurunan harga nikel matte yang lebih rendah serta biaya pemeliharaan yang lebih tinggi menjadi faktor signifikan dalam turunnya EBITDA perusahaan menjadi AS$46,9 juta pada triwulan ketiga ini,” ujar Rizky. 

Meskipun demikian, Vale mencatatkan peningkatan produksi nikel matte yang mencapai 18.008 metrik ton di kuartal III 2024, naik 9% dibandingkan dengan kuartal sebelumnya. Produksi sembilan bulan perusahaan juga mengalami kenaikan sebesar 2% secara tahunan menjadi 52.783 metrik ton. Peningkatan ini didorong oleh kenaikan rata-rata kadar bijih nikel yang dihasilkan dan optimalisasi fasilitas pengolahan.

Perseroan juga mencatat pengeluaran modal sebesar AS$82,4 juta pada kuartal ketiga, meningkat dari AS$61 juta pada kuartal sebelumnya, sebagian besar dialokasikan untuk proyek-proyek pengembangan tambang yang akan mendukung pertumbuhan masa depan. 

“Kami optimis dapat mencapai target produksi sekitar 70.800 metrik ton nikel matte pada akhir tahun 2024,” ungkap Rizky.

Baca Juga: Vale Perkuat Posisi dalam Industri Nikel untuk Mendukung Kendaraan Listrik

Ia menambahkan bahwa perseroan juga bersiap untuk melakukan penjualan perdana bijih pada kuartal IV, dengan syarat persetujuan revisi RKAB.

Vale mengonfirmasi bahwa konsumsi HSFO naik 11% dibandingkan kuartal sebelumnya, sementara harga batu bara naik 9% dan diesel turun 6%. Dalam masa transisi yang sedang berjalan dari Vale Base Metal, Vale juga memulai proses pembayaran Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) sebesar 10% dari laba bersih, dengan akumulasi US$3,6 juta untuk periode ini, yang masih menunggu konfirmasi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri

Advertisement

Bagikan Artikel: