Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Pupuk Indonesia Boyong Songket Palembang di JFW 2025, Angkat Budaya Nusantara!

        Pupuk Indonesia Boyong Songket Palembang di JFW 2025, Angkat Budaya Nusantara! Kredit Foto: Pupuk Indonesia
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        PT Pupuk Indonesia (Persero) memperluas komitmennya dalam pemberdayaan UMKM lokal dengan membawa kerajinan songket khas Palembang ke panggung Jakarta Fashion Week (JFW) 2025. Melalui Perkumpulan Istri Karyawan Pupuk Indonesia (PIKA-PI), perseroan mendukung para pengrajin songket Palembang dalam tema “Menenun Benang Emas Sriwidjaja” yang menonjolkan budaya dan kearifan lokal. Koleksi kain songket ini melibatkan desainer lokal Maya Ratih dan Temma Prasetio untuk meningkatkan nilai jual dan daya tarik wastra bagi audiens domestik dan internasional.

        Baca Juga: Pupuk Indonesia Dorong 1.817 UMKM dan Angkat Wastra Nusantara di Jakarta Fashion Week 2025

        Ketua Umum PIKA-PI Group, Tata Rahmad Pribadi, menyatakan bahwa kolaborasi ini tidak hanya untuk memajukan ekonomi lokal, tetapi juga sebagai langkah pelestarian budaya Indonesia yang kaya, termasuk wastra nusantara. “Setiap helai songket membawa cerita, dan Pupuk Indonesia bangga dapat menjadi bagian dari perjalanan UMKM binaan kami,” ujar Tata.

        Koleksi ini menghadirkan konsep “Back to the Beginning,” mengangkat nilai historis kain songket yang sejalan dengan perjalanan Pupuk Sriwidjaja sebagai pabrik pupuk tertua di Indonesia. Motif-motif baru yang ditampilkan, yaitu Setir Nahkoda Kapal dan Burung Phoenix, menggambarkan nilai-nilai penting seperti ketangguhan, kendali, dan kebangkitan budaya yang relevan dengan kehidupan modern. Setir Nahkoda Kapal melambangkan kontrol diri dan visi dalam menentukan arah hidup, sementara Burung Phoenix mencerminkan ketangguhan budaya nusantara yang terus hidup dan berkembang.

        Baca Juga: Dukung Ketahanan Pangan, Pupuk Indonesia Berdayakan Masyarakat Desa Karangpatihan

        Dengan warna-warna earth tone yang sesuai tren generasi muda, koleksi ini mempertemukan budaya tradisional dengan sentuhan modern yang stylish dan elegan. Pilihan kain mewah seperti jacquard, velvet, taffeta, dan linen semakin menonjolkan keindahan dan keunikan kain songket ini. Mode gaya mix and match dalam koleksi ini, baik untuk pakaian perempuan maupun laki-laki, juga menjadikannya pilihan fleksibel yang dapat digunakan sehari-hari, tanpa kehilangan identitas budayanya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Annisa Nurfitri
        Editor: Annisa Nurfitri

        Bagikan Artikel: