Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (LPDB-KUMKM) terus mengembangkan model ekosistem bisnis yang inovatif, khususnya dalam sektor pembiayaan syariah untuk mendongkrak peran koperasi di Indonesia.
Direktur Pembiayaan Syariah LPDB-KUMKM, Ari Permana menyatakan bahwa pengembangan ekosistem bisnis produktif tengah menjadi fokus utama lembaga ini. Pihaknya mendorong percepatan pertumbuhan koperasi dengan model bisnis sektor pertanian, peternakan susu, dan Koperasi Pondok Pesantren (Kopontren).
Baca Juga: 1.000 Produk Terjual, Bazar Sarinah Pandu x InJourney Group Sukses Dongkrak UMKM
"Selain itu, tentu saja langkah inovasi dan digitalisasi koperasi juga menjadi kunci sukses pengembangan koperasi ke depan," katanya saat acara dari Koordinasi dan Evaluasi Mitra Pembiayaan Syariah LPDB-KUMKM di Yogyakarta, Kamis (14/11).
Ari Permana menjelaskan beberapa contoh koperasi mitra yang telah berhasil menerapkan ekosistem bisnis produktif, salah satunya adalah Koperasi Al-Ittifaq Ciwidey. Koperasi tersebut sukses membangun ekosistem pertanian terintegrasi dari petani hingga offtaker. Adapun pihaknya juga telah memfasilitasi model bisnis yang teruji dalam sejumlah daerah sentra peternakan susu di Indonesia.
"Kami tinggal menyesuaikan dengan kebijakan Kementerian Koperasi (Kemenkop) dalam menguatkan model bisnis ini melalui koperasi," tambah Ari.
Selain sektor pertanian dan peternakan, ekosistem Kopontren juga menunjukkan hasil yang positif. Pihaknya mengatakan kolaborasi antar 17 pondok pesantren Jawa Timur (Jatim) berhasil membentuk ekosistem bisnis yang kuat dan mandiri. Ekosistem bisnis tersebut terpusat di Ponpes Sunan Drajat, Lamongan.
LPDB-KUMKM mencatat total penyaluran dana bergulir telah mencapai sebesar Rp4 triliun sejak 2019. Dana tersebut sudah disebarkan hingga pelosok Indonesia. Meski begitu, pihaknya mengaku penyaluran masih dalam proses dalam wilayah dari Maluku dan Papua.
"Kami optimis pada akhir 2024 bisa mencapai target penyaluran. Yang belum penyaluran adalah wilayah Maluku dan Papua," tutur Ari.
Adapun Wakil Menteri Koperasi (Wamenkop) Ferry Juliantono memastikan komitmen pemerintah untuk mendorong optimalisasi pembiayaan dari LPDB-KUMKM. Pihaknya mengatakan pembiayaan dari lembaga tersebut tidak hanya pada sektor simpan pinjam, tetapi juga sektor riil.
Ferry menegaskan pentingnya koperasi untuk terlibat dalam sektor industri guna memperluas kontribusi ekonomi. Ia berharap lembaga tersebut dapat menjadi cikal bakal bank koperasi di masa depan.
"Yang awalnya koperasi hanya menyediakan bahan baku, sekarang harus ikut didorong masuk ke sektor industri," kata Wamenkop.
Selain itu, Wamenkop mengungkapkan bahwa Kemenkop telah mengajukan struktur organisasi dan anggaran yang lebih besar untuk meningkatkan kontribusi LPDB-KUMKM, khususnya dalam mendukung pembiayaan syariah yang semakin diharapkan manfaatnya.
LPDB-KUMKM mengapresiasi atas dukungan pemerintah dan menegaskan pentingnya sinergi antara lembaganya, koperasi, dan pemerintah. Pihaknya menekanya bahwa kolaborasi yang kuat adalah kunci target pengembangan koperasi dapat tercapai, terutama dalam sektor riil seperti pertanian, peternakan, dan Kopontren yang memiliki potensi besar untuk memberdayakan ekonomi masyarakat.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar