Wujudkan Indonesia Emas 2045, Wamendag Roro Dorong HIPMI Jaya Manfaatkan Peluang Berkembang
Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Dyah Roro Esti Widya Putri mendorong pelaku usaha, khususnya Himpunan Pengusaha Muda Indonesia Jakarta Raya (HIPMI Jaya) memanfaatkan peluang berkembang untuk wujudkan Indonesia Emas 2045.
Menurut Wamendag Roro kewirausahaan merupakan salah satu modal penting untuk mendukung visi pemerintah pada 2025-2029 di bawah kepemimpinan Presiden RI Prabowo Subianto yaitu Bersama Indonesia Maju Menuju Indonesia Emas 2045.
Baca Juga: OJK Beberkan Dampak Kemenangan Trump Bagi Likuiditas Perbankan
Wamendag Roro menyampaikannya dalam kegiatan Pendidikan dan Pelatihan Tingkat Daerah (Diklatda) 2024 HIPMI Jaya pada Kamis (14/11/2024) di The Ritz-Carlton Jakarta, Pacific Place, Jakarta.
Diklatda tersebut mengusung tema "Transformasi Pengusaha Muda Jakarta: Sebagai Katalisator Jakarta Kota Global Maju, Merata, dan Berkelanjutan".
“Visi pemerintah untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045 salah satunya adalah mendorong kewirausahaan. Untuk itu, dalam hal kewirausahaan, para pelaku usaha, khususnya para anggota HIPMI Jaya harus bisa memanfaatkan peluang untuk berkembang,” ujar Wamendag Roro, dikutip dari siaran pers Kemendag, Jumat (15/11).
Wamendag Roro menjelaskan, Indonesia memiliki berbagai peluang perdagangan. Peluang tersebut di antaranya potensi berbagai mineral kritis, pasar dalam negeri yang besar, stabilitas politik dan ekonomi, serta bonus demografi dan potensi generasi muda Indonesia.
Terkait hal tersebut, pemerintah cukup adaptif dan responsif terhadap berbagai tantangan perdagangan nasional maupun global untuk mendukung pertumbuhan ekonomi sebesar delapan persen pada 2029. Beberapa tantangan tersebut meliputi isu lingkungan dan perubahan iklim, perkembangan geopolitik global, perubahan demografi global, disrupsi ekonomi dan keuangan
digital, gangguan rantai pasok global, gejolak harga pangan dan energi, serta pergeseran status ekonomi negara kurang berkembang (Least Developed Countries/LDCs).
Berdasarkan data beberapa indeks daya saing global, capaian Indonesia di tingkat dunia terus meningkat. Indonesia berada pada peringkat 18 dalam Indeks Perdagangan Berkelanjutan (Sustainable Trade Index/STI) dan posisi 27 dalam Peringkat Daya Saing Dunia (World
Competitiveness Ranking/WCR). Selain itu, Indonesia menduduki posisi 45 dalam Peringkat Daya Saing Digital Dunia (World Digital Competitiveness Ranking/WDCR) dan peringkat 54 dalam Indeks Inovasi Global (Global Innovation Index/GII).
Wamendag Roro berujar, menjelang akhir 2024, pemerintah berharap proyeksi ekonomi dan perdagangan ke depan akan lebih baik. Tidak hanya itu, beberapa lembaga dunia memprediksi pertumbuhan ekonomi global pada 2025 akan tumbuh pada kisaran 2,7--3,3 persen. Sedangkan,
proyeksi volume perdagangan dunia juga diprediksi meningkat dari 3,1 persen pada 2024 menjadi 3,4 persen pada 2025. Sementara itu, pertumbuhan ekonomi Indonesia juga diproyeksikan tumbuh lebih baik dengan kisaran 5,1--5,2 persen pada 2025.
Wamendag Roro menambahkan, Kementerian Perdagangan memiliki tiga program prioritas untuk mendukung target pertumbuhan ekonomi Indonesia. Ketiga program tersebut yaitu pengamanan pasar dalam negeri, perluasan pasar ekspor, dan peningkatan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) Berani Inovasi Siap Adaptasi (BISA) Ekspor.
Selain ketiga program utama tersebut, Kementerian Perdagangan juga akan terus mendukung hilirisasi dan peningkatan daya saing di berbagai sektor. Hilirisasi akan menimbulkan efek berganda bagi kesejahteraan masyarakat sehingga daya saing perdagangan Indonesia dapat meningkat dan cita-cita Indonesia Emas 2045 dapat tercapai.
Berdasarkan data Kementerian Perdagangan, pertumbuhan ekonomi Indonesia tumbuh positif sebesar 4,95 persen (YoY) pada triwulan III-2024. Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan negara maju lainnya yang tergabung di dalam Kelompok Dua Puluh (Group of Twenty/G20). Hal ini tentunya menjadi pondasi penting bagi perjalanan menuju Indonesia Emas 2045.
Selain itu, Indonesia juga mencatatkan surplus selama 53 bulan berturut-turut sejak Mei 2020. Surplus neraca perdagangan pada Januari-September 2024 mencapai USD 21,98 miliar. Sementara, capaian kinerja ekspor nonmigas pada Januari-September 2024 juga sudah kembali tumbuh positif sebesar 0,39 persen.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Editor: Ulya Hajar Dzakiah Yahya