Di tengah tantangan krisis pangan global dan ancaman kelaparan, pemerintah Indonesia terus berupaya menjamin ketahanan pangan bagi rakyatnya.
Beragam program diluncurkan, salah satunya dengan mengoptimalkan cadangan pangan nasional sebagai sumber bahan bagi program Makan Bergizi Gratis dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan mendorong tercapainya target penurunan angka stunting menjadi 5% pada tahun 2045, pemerintah Indonesia tengah mempersiapkan Strategi Nasional (Stranas) Pencegahan dan Penurunan Stunting.
Deputi Bidang Dukungan Kebijakan Pembangunan Manusia dan Pemerataan, Sekretariat Wakil Presiden RI, Suprayoga Hadi, menjelaskan bahwa Stranas yang tengah disiapkan untuk periode 2025-2029 memiliki pendekatan yang berbeda dibandingkan periode sebelumnya. Strategi ini tidak hanya melibatkan pemberian intervensi spesifik dan sensitif, tetapi juga mencakup identifikasi lima kelompok sasaran utama.
"Lima kelompok sasaran prioritas ibu hamil, ibu menyusui, baduta (balita di bawah dua tahun), balita (usia 2-5 tahun), serta remaja putri dan calon pengantin," ujarnya dalam Dialog Forum Merdeka Barat 9 (FMB9) yang mengangkat tema 'Makan Bergizi Gratis Solusi Atasi Stunting', Senin (18/11).
Baca Juga: Pemerintah Daerah dan Desa jadi Ujung Tombak Cegah Stunting
Ia melanjutkan, jika fokus utama dulu adalah percepatan penurunan angka stunting, kini paradigma pencegahan mendapat porsi lebih besar. Pendekatan ini mencakup pemenuhan gizi seimbang, pemeriksaan kesehatan rutin bagi calon pengantin, serta edukasi bagi remaja putri dan ibu hamil.
Salah satu program andalan yang akan mendukung Stranas ini adalah program prioritas nasional Makan Bergizi Gratis (MBG) yang mulai diluncurkan Januari 2025.
Ia pun menekankan pentingnya sinergi antara program makan bergizi gratis dengan Stranas untuk memastikan manfaat langsung dirasakan oleh masyarakat. Langkah ini diharapkan mencegah dampak jangka panjang dari stunting yang sulit diperbaiki.
Stranas baru juga akan menyesuaikan dengan struktur pemerintahan yang lebih inklusif. Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) serta Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) akan menjadi pemimpin utama, dengan didukung oleh Kementerian Kesehatan dalam implementasi di lapangan.
“Stranas ini akan menjadi landasan yang kuat untuk memastikan kesinambungan program hingga lima tahun ke depan,” tambahnya.
Stranas ini akan dituangkan dalam revisi Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 72 Tahun 2021 yang akan menjadi acuan strategis hingga 2029. Proses penyusunan Perpres ini, menurut Suprayoga, hampir selesai dan diharapkan terbit pada Januari 2025.
Baca Juga: Integrasi Makan Bergizi Gratis dengan Program Kementerian hingga Daerah Solusi Tekan Stunting
Ia optimis, kerangka kerja yang lebih terfokus dan berbasis pencegahan ini dapat mendorong pencapaian target prevalensi stunting turun menjadi 14,2% pada 2029, dan mencapai 5% pada 2045.
“Indonesia telah diakui dunia sebagai contoh terbaik dalam penurunan stunting. Dengan Stranas baru, kita optimis dapat terus mencetak prestasi dan membangun generasi yang sehat serta cerdas,” pungkasnya.
Dengan penyusunan Strategi Nasional yang lebih terfokus pada pencegahan dan pendekatan berbasis kelompok sasaran, pemerintah Indonesia tidak hanya menetapkan arah yang jelas untuk mengatasi stunting, tetapi juga memperkuat komitmen untuk menciptakan generasi masa depan yang sehat dan produktif.
Kegiatan FMB9 juga bisa diikutisecara langsung di kanal youtube FMB9ID_IKP. Nantikan update fakta bicara dari lingkar pertama di FMB9ID_ (Twitter), FMB9.ID (Instagram), FMB9.ID (Facebook).
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Amry Nur Hidayat
Tag Terkait: