Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Indag) Jawa Barat berencana untuk memasarkan sarung tenun Majalaya ke sejumlah negara, termasuk Afrika, Timur Tengah, dan ASEAN.
Negara-negara ini dipilih karena memiliki peminat yang cukup banyak dan daya beli yang tinggi, memberikan potensi besar bagi produk sarung tenun Majalaya untuk berkembang di pasar internasional.
Kepala (Indag) Jawa Barat, Noneng Komara Nengsih, mengatakan bahwa penjajakan pasar terus dilakukan, dan promosi telah dijalankan.
"Mudah-mudahan dalam waktu dekat kita bisa mendapatkan buyer," kata Noneng kepada wartawan usai menghadiri kegiatan Pemecahan Rekor MURI dengan Ikrar Bangga Buatan Indonesia di halaman Gedung Sate, Kota Bandung, Jumat (23/11/2024).
Menurutnya, pasar domestik juga memiliki potensi yang besar, dengan jumlah penduduk Indonesia yang mencapai 270 juta jiwa, menjadikannya pangsa pasar yang menjanjikan bagi produk sarung tenun Majalaya.
Baca Juga: China Berpeluang Buka Keran Investasi Lagi di Jawa Barat
Noneng menambahkan, pemakaian sarung tenun Majalaya yang berasal dari dalam negeri diharapkan akan lebih meningkat. "Karena jarang sekali orang Indonesia memakai sarung dari luar negeri," ungkapnya.
Sementara itu, kegiatan ini turut disaksikan Penjabat Gubernur Jabar Bey Machmudin secara hibrida melalui Zoom Meeting dari SMK Negeri 1 Cibinong, Kabupaten Bogor.
Dalam sambutannya secara virtual, Bey Machmudin menyampaikan apresiasi atas kolaborasi yang telah terjalin demi melestarikan budaya lokal sekaligus mendukung perekonomian daerah.
"Kegiatan ini menjadi bukti nyata komitmen kita dalam menjaga identitas budaya serta mendukung program nasional Bangga Buatan Indonesia (BBI) dan Bangga Berwisata di Indonesia (BBWI),” katanya
Sarung tenun Majalaya, yang menjadi pusat perhatian dalam acara ini memiliki nilai sejarah, budaya, dan ekonomi yang tinggi.
Sebagai salah satu warisan wastra Jawa Barat sejak tahun 1930-an, sarung ini mencerminkan filosofi kehidupan masyarakat yang sederhana, rapi, dan santun.
Baca Juga: Revolusi Layanan Publik di Jawa Barat, Teknologi Blockchain Hadirkan Transparansi dan Kecepatan
"Bagi masyarakat Jawa Barat, sarung bukan hanya kain, tetapi simbol penghormatan terhadap warisan budaya sekaligus dukungan terhadap kemajuan ekonomi lokal,” ujarnya
Bey juga memberikan apresiasi kepada para perajin sarung tenun, pelaku UMKM, dan seluruh peserta ASN, baik yang hadir secara daring maupun luring. Acara ini tidak hanya bertujuan mencatatkan rekor, tetapi juga memberi manfaat besar bagi para perajin sarung Majalaya dan perekonomian daerah.
Diharapkan momentum ini dapat menjadi inspirasi untuk terus menjaga budaya, memperkuat ekonomi, dan memajukan Jawa Barat.
"Mari jadikan kegiatan ini sebagai pengingat bahwa budaya lokal, fondasi penting untuk menciptakan masa depan yang lebih baik," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rahmat Saepulloh
Editor: Amry Nur Hidayat
Tag Terkait: