PT Pertamina (Persero) berhasil membukukan laba bersih senilai USD 2,6 miliar hingga Oktober 2024. Capaian tersebut juga diikuti dengan revenue sebesar USD62,5 miliar di periode yang sama.
Wakil Direktur Utama Pertamina Wiko Migantoro mengatakan optimis hingga akhir tahun mampu menyamai raihan revenue tahun lalu sebesar USD75,8 miliar meski ditengah tekanan bisnis industri minyak dan gas bumi (migas).
”Sampai dengan Oktober 2024 ini kita telah membukukan laba bersih USD2,6 miliar dengan revenue USD62,5 milair. Kami optimis di akhir tahun kita bisa menyamai revenue tahun lalu,” ucap Wiko saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VI DPR RI, di Senayan Jakarta, Selasa (04/12/2024).
Wiko menjelaskan bahwa industri hidrokarbon sangat dipengaruhi oleh volatilitas, termasuk faktor geopolitik, pasokan dan permintaan, serta gangguan teknologi terbaru. Seperti halnya kilang-kilang di seluruh dunia yang tengah berjuang, bisnis midstream Pertamina juga terkena dampak dari terkoreksinya harga minyak.
Untuk mencapai target pendapatan tahun 2023, Pertamina telah mengalokasikan investasi senilai USD4,7 miliar pada tahun ini, dengan mayoritas investasi difokuskan pada sektor hulu minyak.
”Untuk mendukung hal tersebut di 2024 kita sudah membelanjakan investasi sebesar USD4,7 miliar, terbesar diutamakan untuk kegiatan hulu yang menghasilkan produksi minyak,” tutur Wiko.
Selain itu, Pertamina berhasil menghemat biaya sebesar USD780 juta melalui program optimalisasi biaya, yang mencakup penghematan, efisiensi, dan pengembangan pendapatan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rahmat Dwi Kurniawan
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait: