Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        IHSG Diperkirakan Bergerak Konsolidasi di Tengah Tekanan Global

        IHSG Diperkirakan Bergerak Konsolidasi di Tengah Tekanan Global Kredit Foto: Antara/Muhammad Adimaja
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Senin (16/12) diprediksi bergerak konsolidasi dengan rentang perdagangan di level 7.314 hingga 7.389. Support berada di level 7.250. Sentimen global, terutama penguatan Dolar AS (USD) dan kenaikan imbal hasil surat berharga pemerintah AS (UST), menjadi faktor utama yang membayangi pergerakan IHSG.

        Pada Jumat pekan lalu, indeks USD (DXY) ditutup di atas level 107 untuk pertama kalinya dalam lebih dari dua pekan terakhir, menguat 0,9% week-on-week (WoW). Imbal hasil UST tenor 2 tahun naik 14,1 basis poin menjadi 4,24%, sementara tenor 10 tahun naik 24,4 basis poin menjadi 4,40%. “Kenaikan imbal hasil UST dan indeks dolar ini selalu memberikan tekanan pada Rupiah, yang pada akhir pekan lalu ditutup melemah 0,9% WoW ke level 15.995 per USD,” tulis Mirae Sekuritas.

        Baca Juga: IHSG Bakal Tembus 8.000, Ini Pendorong Utamanya

        Tekanan serupa juga dirasakan oleh Yen Jepang, yang melemah 2,4% WoW. Pelemahan ini terjadi akibat ekspektasi pasar bahwa Bank of Japan (BoJ) akan tetap mempertahankan kebijakan suku bunga rendahnya. Menurut analis, “Persepsi terhadap arah suku bunga global sangat memengaruhi arus modal asing dan pada akhirnya berdampak pada pasar saham di Indonesia.”

        Baca Juga: IHSG Rontok ke Level 7.324 pada Penutupan Perdagangan Jelang Akhir Pekan Ini

        Meski demikian, para pelaku pasar masih memiliki beberapa peluang di tengah kondisi pasar yang fluktuatif. Beberapa saham direkomendasikan sebagai strategi harian, termasuk PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPA), PT Perusahaan Perkebunan London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP), dan PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG). MAPA direkomendasikan untuk “buy on weakness” dengan target harga 1.120, naik 7,69% dari harga saat ini, sementara LSIP dan DSNG memiliki potensi kenaikan masing-masing 12,73% dan 14,42%.

        “Sentimen global ini akan terus memberikan tantangan bagi IHSG, namun dengan strategi investasi yang tepat, investor masih bisa memanfaatkan peluang dari saham-saham tertentu,” ujar analis teknikal yang memantau perkembangan ini.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Disclaimer: Keputusan untuk melakukan aksi jual atau beli saham sepenuhnya ada di tangan pembaca. Segala risiko kerugian dari setiap keputusan investasi yang diambil menjadi tanggung jawab pembaca.

        Penulis: Annisa Nurfitri
        Editor: Annisa Nurfitri

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: