Wakil Presiden Direktur PT Toyota-Astra Motor (TAM), Henry Tanoto, menjelaskan bahwa pihaknya saat ini tengah mempersiapkan lini kendaraan dengan teknologi bahan bakar fleksibel. Tujuannya adalah mendukung penerapan kebijakan pemerintah terkait dengan implementasi biodiesel 40 (B40) mulai tahun depan.
"Pemerintah tahun depan, contoh biodiesel, mau pakai B40, kita dari Toyota siap untuk mendukung ini. Kemudian juga dengan bioetanol, kita juga siap untuk mendukung kendaraan-kendaraan kita sampai ke E10," kata Henry di Jakarta, Selasa (17/12/2024) malam.
Baca Juga: Mobil Hybrid Dapat Insentif 3%, Toyota hingga Honda Diminta Segera Daftarkan Merek
Dia mengaku saat ini pihaknya sudah menyiapkan sejumlah kendaraan Flexy Fuel yang bergerak menggunakan campuran bahan bakar fosil dengan etanol (bioethanol). Hal tersebut sebagai wujud komitmennya dalam meminimalisir penggunaan bahan bakar minyak yang dianggap tidak ramah lingkungan dan tidak terbarukan.
Sebelumnya, pada tahun 2024 ini kendaraan Flexy Fuel punya Toyota telah dipamerkan di Indonesia. Yakni Fortuner E100 dan Innova Zenix HEV E85.
Terkait hal tersebut, Henry mengatakan bahwa pihaknya di tahun ini dan tahun depan bakal fokus memiliki kendaraan yang berbasis bahan bakar bioethanol dan biodiesel.
"Kita sebut Flexy Fuel, bisa menggunakan bioetanol bisa juga dengan biodiesel," kata Henry.
Langkah tersebut, ucap Henry, merupakan komitmen dari Toyota untuk terus berinvestasi pada pengembangan kendaraan ramah lingkungan demi bisa mengurangi emisi gas rumah kaca.
Selain itu, perusahaannya tersebut juga sudah mulai mengembangkan kendaraan elektrifikasi. Beberapa merk keluaran perusahaan itu pun diklaim telah mengantongi 22 model teknologi elektrifikasi seperti Lexus dan Toyota.
Tak hanya itu, perusahaan otomotif asal Jepang tersebut juga mengaku tengah berinovasi dengan cara mengembangkan kendaraan berbasis rendah emisi karbon seperti kendaraan dengan bahan bakar fleksibel.
Sebagai informasi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) bakal menjalankan program mandatory biodiesel B40 pada 1 Januari 2025. B40 sendiri merupakan bahan bakar nabati dengan campuran 60% solar dengan 40% minyak kelapa sawit.
Untuk mendukung program tersebut, kementerian menargetkan produksi B40 pada tahun 2025 nanti secara keseluruhan mencapai 15,62 juta kiloliter.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Aldi Ginastiar