Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Wang Chuanfu Sang Pendiri BYD, Dulu Anak Petani Miskin Kini Nomor 10 Terkaya di China

        Wang Chuanfu Sang Pendiri BYD, Dulu Anak Petani Miskin Kini Nomor 10 Terkaya di China Kredit Foto: Twitter/Zhao Dashuai
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Di Indonesia, merek otomotif BYD atau Build Your Dreams muncul bak secara tiba-tiba bersamaan dengan popularitas kendaraan berbasis tenaga listrik. Meskipun begitu, merek ini ternyata berawal dari perjalanan panjang dan inspiratif dari pendirinya, Wang Chuanfu.

        Dengan teknologi mutakhir dan semangat ramah lingkungan ala kendaraan listrik, siapa sangka bahwa BYD lahir dari seorang laki-laki tak berkecukupan di masa kecil. 

        Sang pendiri dan pemimpin BYD, Wang Chuanfu, lahir dari keluarga petani miskin di Wuhu, Anhui, Tiongkok pada tahun 1966. Melansir laman Our China Story, wilayah Wuhu pada tahun itu dilanda bencana alam yang menyebabkan pertanian gagal panen, sehingga memutus sumber penghasilan keluarga Wang.

        Keadaan semakin buruk karena keluarga tersebut berjuang memberi makan tujuh anak di tengah kelaparan yang parah. Akibatnya, masa kecil Wang ditandai dengan kekurangan gizi dan kondisi fisik yang lemah.

        Sang ayah, yang bekerja keras demi keluarga, menderita sakit kronis dan meninggal dunia ketika Wang baru berusia 13 tahun. Dua tahun kemudian, ibu Wang tiba-tiba jatuh pingsan saat bekerja di ladang dan meninggal dunia sebelum sempat dibawa ke rumah sakit.

        Baca Juga: BYD Mau Investasi di Indonesia, Rosan Langsung Turun ke China

        Dengan orang tua yang telah tiada dan kondisi keuangan keluarga sangat sulit, kakak laki-laki Wang terpaksa putus sekolah pada usia 18 tahun untuk bekerja. Dengan gaji yang minim, ia berusaha memenuhi kebutuhan dirinya sendiri sambil mengalokasikan sebagian penghasilannya untuk keluarga.

        Untungnya, sang kakak memahami pentingnya pendidikan dan mendorong Wang Chuanfu untuk tetap bersekolah. Dukungan kuat dari kakaknya juga meyakinkan Wang untuk mengurungkan niatnya berhenti sekolah setelah lulus sekolah menengah pertama ketika itu.

        Kakak iparnya turut berperan peran penting dalam kesuksesan Wang Chuanfu. Ketika mengetahui bahwa Wang tidak mampu membeli buku-buku untuk persiapan tahun terakhir sekolah menengah atas, ia menjual sebagian perhiasan mas kawinnya untuk membantu Wang.

        Setelah Wang Chuanfu diterima di Central South University of Technology (sekarang dikenal sebagai Central South University), kakak dan kakak iparnya pindah dari Anhui ke Changsha, Provinsi Hunan, dan terus mendukung pendidikannya dengan menjalankan usaha kecil-kecilan.

        Pada dasarnya, Wang memang cerdas dan akhirnya diterima di Central South University of Technology atau sekarang dikenal sebagai Central South University. Tidak ingin mengecewakan kakaknya, Wang tidak hanya berprestasi secara akademik tetapi juga meraih beasiswa setiap tahun agar meringankan beban kakaknya.

        Setelah lulus, Wang Chuanfu berencana bekerja secepat mungkin untuk meringankan beban keluarganya. Namun, setelah mengetahui rencananya, kakak iparnya menelepon dan mengatakan bahwa keluarga mendukungnya untuk melanjutkan pendidikan.

        Wang Chuanfu kemudian melanjutkan studi ke Beijing General Research Institute of Mining and Metallurgy untuk mendapatkan gelar master. Pada saat studi inilah proyek penelitian pentingnya berjudul kurang lebih "Anoda Inert Baru untuk Elektrolisis Aluminium dalam Garam Cair" dilakukan. Proyek ini menjadi dasar kesuksesan Wang Chuanfu di industri kendaraan energi baru di masa depan.

        Baca Juga: Pabrik BYD Bakal Hadir, Blue Bird Kejar Target 3% Armada Listrik pada 2025

        Wang kemudian turut berpartisipasi dalam penelitian "baterai isi ulang sekunder nikel-kromium-nikel-hidrogen alkali", yang pada akhirnya mengukuhkan namanya di bidang penelitian baterai daya.

        Pada tahun 1993, dengan landasan teori yang kuat, Wang Chuanfu bergabung dengan sebuah perusahaan baterai yang didirikan oleh Beijing General Research Institute of Mining and Metallurgy di Shenzhen. Ia menjabat sebagai manajer umum.

        Setelah mendapatkan pengalaman dalam manajemen bisnis dan produksi baterai, ia melihat potensi besar di industri baterai. Ia memutuskan untuk mengundurkan diri, meninggalkan pekerjaannya, dan memulai usahanya sendiri.

        Pada tahun 1995, Wang Chuanfu mendirikan BYD di Shenzhen. Di bawah kepemimpinan Wang, BYD berkembang dari sebuah pabrik kecil seluas sekitar 2.000 meter persegi yang awalnya memproduksi baterai isi ulang menjadi perusahaan EV terkemuka di dunia.

        Kini, BYD adalah raksasa di dunia kendaraan listrik. Hal ini membuat nama Wang Chuanfu terhitung sebagai orang paling kaya nomor 10 di China di bidang EV menurut Forbes. 

        Uniknya, meskipun memiliki kekayaan $14,2 miliar atau lebih dari Rp220 triliun  per Maret 2024, Wang Chuanfu disebut tetap menjalani kehidupan sederhana. Wang diduga masih tinggal di rumah sederhana di Shenzhen bersama kakak dan kakak iparnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Amry Nur Hidayat

        Bagikan Artikel: