Program Strategis Nasional (PSN) Rempang Eko City di wilayah kerja Badan Pengusahaan (BP) Batam Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), terus menggeliat.
Proyek raksasa yang bakal menggelontorkan investasi sebesar Rp175 triliun ini, tidak saja hanya akan menyedot sekitar 30 ribu tenaga kerja, tapi juga akan menjadi nadi ekonomi baru di Kepri.
"Masyarakat sekitar tentu akan menjadi prioritas," kata Kepala Biro Humas, Promosi dan Protokol BP Batam, Ariastuty Sirait di Batam Center, Jumat pekan lalu.
Perempuan yang karib disapa Tuty ini kemudian cerita, 32 tahun lalu, pemerintah pusat telah memasukkan Rempang dalam wilayah kerja BP Batam.
Tapi itu tadilah, sampai tahun lalu, pulau itu tak kunjung berkembang. Dan proyek Rempang Eco City ini pun, sebenarnya tidak ujug-ujug.
Dua puluh tahun lalu, BP Batam, Pemko Batam dan PT. Makmur Elok Graha (MEG) telah membikin kesepahaman. Meski begitu, proyek Rempang Eco City tadi tidak langsung berjalan.
Banyak yang musti diberesi dulu hingga kemudian muncul Permenko Bidang Perekonomian RI Nomor 7 Tahun 2023 tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI Nomor 7 Tahun 2021 tentang Perubahan Daftar Proyek Strategis Nasional.
Begitu proyek ini masuk dalam daftar PSN, langkah-langkah kongkrit pun mulai dilakukan. Dari upaya merubah status lahan menjadi HPL BP Batam hingga relokasi warga yang terdampak, pun dilakukan.
BP Batam pun mewanti-wanti, masyarakat yang terdampak ini tidak boleh hidupnya susah, tapi harus lebih bagus dan lebih sejahtera.
Tuty mengaku optimistis Rempang akan menjadi mesin ekonomi baru Indonesia dan muaranya bakal meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah ke depannya.
"Pemerintah sangat mengharapkan PSN ini sukses dan rakyat bisa maju. Yakinlah bahwa investasi ini untuk kesejahteraan rakyat. Banyak lapangan pekerjaan yang terbuka dan pendapatan masyarakat pun akan meningkat,” katanya.
Tuty tak menampik kalau pihak-pihak yang ingin melihat PSN ini gagal, hingga kemudian martabat Bangsa Indonesia jatuh dan rakyat di wilayah Rempang tidak maju, masih ada saja.
"Sebagai bagian dari pemerintah, BP Batam berkomitmen mensukseskan PSN Rempang Eco City melalui sinergi yang solid dan seirama dengan berbagai komponen pemerintah, masyarakat, dan dunia usaha, agar masyarakat di wilayah Batam, Rempang, dan Galang menikmati kesejahteraan yang lebih baik," Tuty meyakinkan.
Tentang Warga Terdampak Rempang Eco City
September lalu, BP Batam sudah berangsur menuntaskan pembangunan rumah permanen di Tanjung Banun. Rumah ini tipe 45 dengan luas tanah 500 m². Semua rumah itu untuk warga terdampak.
Penyiapan lahan dan rumah baru, adalah satu dari sederet upaya BP Batam untuk memenuhi hak-hak warga tedampak dan wujud keberpihakan pemerintah kepada masyarakat.
Selain rumah baru, BP Batam juga memfasilitasi warga yang bersedia relokasi ke hunian sementara di Batam. Kepada mereka diberikan biaya hidup Rp1,2 juta per orang, selama tinggal di hunian sementara itu. Biaya sewa tempat tinggal, entah itu rumah atau ruko, juga dikasi Rp 1,2 juta per bulan.
Sampai 2 Desember 2024, sudah 42 kepala keluarga yang pindah ke Tanjung Banun. Yang lain akan segera menyusul begitu rumah untuk mereka rampung dibangun.
Bagi yang sudah tinggal di rumah baru tadi, dalam waktu dekat, akan menerima Sertifikat Hak Milik (SHM).
M. Yatin Atan, warga Rempang ini mengaku bersyukur dapat rumah baru. "Alhamdulillah, semoga Rempang Eco City dapat semakin mensejahterahkan anak dan cucu saya," harap lelaki paru baya ini.
Teman sekampung Yatin, Rohaya, yang baru menempati rumah baru juga menyampaikan rasa bahagianya. Dia berterima kasih kepada BP Batam yang telah merealisasikan hunian baru untuk keluarganya.
"Saya senang pindah ke rumah baru ini, terima kasih kepada BP Batam yang telah menepati janji kepada kami warga yang bergeser, semoga Rempang Eco City maju seterusnya," ujar Rohaya.
Suriana dan Rapidah. Keduanya mengaku bahwa selama berada di hunian sementara, BP Batam selalu memberikan pelayanan maksimal kepadanya dan keluarga. Hingga proses pergeseran ke hunian baru.
“Alhamdulillah, kami senang sekali. Sebab janji-janji pemerintah sudah dilaksanakan, seperti rumah yang sudah kami terima saat ini. Semoga kedepan kami tetap diperhatikan seperti lapangan pekerjaan untuk anak-anak kami,” harap Suriana.
Suriana, Rohaya, Rapidah dan M. Yatin Atan ingin pembangunan Rempang Eco city terus berlanjut dan mereka berharap lingkungan yang lebih memadai, taraf hidup keluarga dan warga sekitar semakin baik dan terjamin pula.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Romus Panca
Editor: Abdul Aziz