Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Bukan Sekedar Isu Gender, Pengusaha Perempuan Masih Kesulitan Berbisnis di Indonesia

        Bukan Sekedar Isu Gender, Pengusaha Perempuan Masih Kesulitan Berbisnis di Indonesia Kredit Foto: Unsplash/Priscilla Du Preez
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Laporan “Closing the Funding Gap for Women Entrepreneurs in Indonesia" dari Boston Consulting Group (BCG) dan Stellar Women menyoroti masih sulitnya menghadirkan ekosistem bisnis yang inklusif, khususnya bagi perempuan di Indonesia.

        Founder Stellar Woman dan Principan AC Ventures, Samira Shihab menyoroti pengusaha perempuan masih menghadapi tantangan besar mulai dari pendanaan hingga bias sosial yang masih kuat dimana hal tersebut berdampak pada belum maksimalnya pertumbuhan ekonomi dari Indonesia.

        Baca Juga: Prediksi Cisco Terhadap Lanskap Bisnis Indonesia di Tahun 2025

        “Pemberdayaan perempuan bukanlah sekadar misi. Ini adalah langkah penting untuk masa depan yang lebih cerah dan adil," ungkapnya dilansir Selasa (24/12).

        Laporan pihaknya mengungkapkan ada lima tantangan utama yang dihadapi oleh pengusaha perempuan dalam mengembangkan bisnisnya. Lima tantangan tersebut mulai dari akses pendanaan, termasuk keterbatasan kesempatan untuk berjejaring, kesulitan dalam menyusun pitch deck yang sesuai dengan keinginan investor, dan kurangnya informasi yang disesuaikan mengenai pilihan pendanaan.

        Tantangan-tantangan ini semakin diperburuk oleh bias gender dan ketidaksesuaian antara model bisnis yang dipimpin perempuan dengan kriteria investor.

        Untuk mengatasi kesenjangan ini, analisis ini mengidentifikasi tiga pilar utama: pemerintah dan organisasi harus menyediakan platform mentoring dan pengetahuan yang disesuaikan untuk pengusaha perempuan, pengusaha perempuan perlu secara aktif terlibat dalam pengembangan diri untuk menghadapi tantangan pendanaan dan bisnis, serta mereka harus proaktif mencari opsi pendanaan yang sesuai dengan model bisnis mereka.

        "Keberagaman gender bukan hanya sebuah nilai. Ini adalah katalisator untuk kemajuan ekonomi dan sosial," ujar Samira. 

        Samira mendorong pemerintah, investor, dan bisnis untuk bekerja sama menciptakan ekosistem yang lebih inklusif di mana pengusaha perempuan dapat berkembang. Ia mengungkit bahwa sudah banyak pengusaha perempuan yang terbukti dapat mengembangkan bisnis mereka dengan sukses.

        "Di AC Ventures, kami bangga mendukung inisiatif seperti ini yang bisa membawa perubahan besar. Komitmen kami untuk mendukung pengusaha perempuan adalah inti dari strategi investasi kami," jelasnya.

        Baca Juga: Emiten Boy Thohir dan TP Rachmat Masuk Bisnis SAF, Targetkan Produksi 150.000 MT Per Tahun

        Di sisi lain, Samira juga menegaskan bahwa  bisnis yang dipimpin perempuan dapat terus mendorong pertumbuhan ekonomi dan inovasi di Indonesia. Ia berharap laporan ini bisa menjadi peta jalan bagi pihak berkempentingan untuk mewujudkan ekosistem bisnis yang inklusif, khusunya di Indonesia.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Aldi Ginastiar

        Bagikan Artikel: