- Home
- /
- EkBis
- /
- Infrastruktur
Bendungan Jlantah Garapan Waskita Karya Siap Diresmikan 2025, Guna Dukung Swasembada Pangan
PT Waskita Karya (Persero) Tbk tengah mempercepat pengerjaan Bendungan Jlantah. Proyek yang terletak di Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, tersebut diharapkan bisa segera digunakan untuk meningkatkan kapasitas tampungan air dan mendukung swasembada pangan di wilayah tersebut.
Pemerintah menargetkan, bendungan tersebut diresmikan pada Januari 2025. Saat ini kemajuan pembangunannya sudah mencapai 98,54 persen.
Sebelumnya, Wakil Menteri Pekerjaan Umum Diana Kusumastuti mengunjungi lokasi proyek yang hampir selesai tersebut didampingi oleh Direktur Operasi II Waskita Karya Dhetik Ariyanto. Wamen berpesan, meski pengerjaan Bendungan Jlantah dipercepat, namun harus tetap dilakukan secara hati-hati.
"Tetap harus memperhatikan aspek kualitas dan keselamatan," tegas dia. Diana juga meminta, setelah konstruksi selesai, pengerjaan dilanjutkan dengan penyediaan jaringan irigasi.
Baca Juga: Waskita Karya Raih Kontrak Baru Garap Gedung Kantor Gubernur Papua Selatan, Nilainya Rp215 Miliar
Dhetik menambahkan, keberadaan Bendungan Jlantah akan mendatangkan manfaat besar, terutama bagi kepentingan irigasi guna mendorong ketahanan pangan. Seperti diketahui, pemerintah saat ini tengah fokus meningkatkan ketahanan pangan. Bahkan Presiden Prabowo Subianto telah memajukan target swasembada pangan dari 2028 menjadi 2027.
"Pemerintah bertekad memastikan produksi pangan nasional supaya mampu memenuhi kebutuhan rakyat tanpa harus impor. Maka keberadaan Bendungan Jlantah, dapat mendorong tujuan tersebut, karena mampu meningkatkan produktivitas pertanian," tutur Dhetik dalam keterangan resmi, Senin (23/12/2024).
Nantinya, lanjut dia, bendungan ini dapat mengairi lahan persawahan seluas 1.494 hektar (ha) di Kecamatan Jatiyoso dan Jumapolo. Ia menjelaskan, sebelumnya pengairan sawah di sekitar Kabupaten Karanganyar mengandalkan tadah hujan.
"Melalui saluran irigasi dari Bendungan Jlantah, ke depannya panen bisa dilakukan sebanyak tiga kali dalam setahun. Tidak lagi bergantung pada musim," jelas Dhetik.
Kemudian bisa meningkatkan Indeks Pertanaman (IP) dari 172 persen menjadi 272 persen pada lahan seluas 806 ha. IP pada lahan seluas 688 ha pun Berpotensi mencapai 272 persen.
Baca Juga: Raih Predikat Informatif Dari Komisi Informasi, Waskita Karya Ungkap Strategi Hadapi 2025
Ia menjelaskan, bendungan yang didesain dengan tinggi 70 meter dari pondasi terdalam dan memiliki panjang 404 meter tersebut memiliki kapasitas tampung sebanyak 10,97 meter kubik (m3). Kemudian air baku yang bisa disuplai mencapai 150 liter per detik (l/dt) untuk Kecamatan Jumapolo, Kecamatan Jumantono, Kecamatan Jatipuro, Kabupaten Karanganyar.
"Bendungan Jlantah pun mampu mereduksi banjir di persawahan di Desa Bendosari, Kabupaten Sukorharjo, hingga 87 ha,” jelasnya. Dirinya menambahkan, bendungan ini juga mendukung ketahanan energi, karena berpotensi sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLMTH) sebesar 0,625 Megawatt (Mw).
Kemudian melihat lokasinya yang cukup strategis di antara Sungai Jlantah dan Sungai Puru di Desa Tlobo dan Karangsari, proyek ini diyakini bisa dikembangkan menjadi kawasan agrowisata. Dengan begitu, dapat membuka semakin banyak kesempatan usaha serta lapangan pekerjaan, sehingga masyarakat di sekitar bendungan semakin sejahtera.
Sebagai informasi, Bendungan ini dikerjakan oleh Kerja Sama Operasional (KSO) Waskita-Adhi. Adapun total nilai kontrak Bendungan Jlantah sebesar Rp1,025 triliun.
Waskita Karya telah membangun 24 bendungan yang tersebar di beberapa wilayah di Indonesia. Sebanyak 15 di antaranya sudah selesai, sementara sembilan proyek lainnya seperti Bendungan Jragung, Rukoh, Mbay, dan Bener masih dalam tahap pengerjaan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Istihanah
Editor: Istihanah
Tag Terkait: