Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Bursa Asia Loyo, Investor Belum Yakin Soal Perkembangan Ekonomi di China

        Bursa Asia Loyo, Investor Belum Yakin Soal Perkembangan Ekonomi di China Kredit Foto: Reuters/Tyrone Siu
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Bursa Asia mayoritas melemah pada penutupan perdagangan di Senin (6/1). Beragam data ekonomi kawasan regional menyusul kekhawatiran terkait dengan ketidakpastian dinamika ekonomi global.

        Dilansir Selasa (7/1), berikut ini adalah catatan pergerakan sejumlah indeks yang tergolong masuk ke dalam Bursa Asia. Hanya Korea Selatan yang dapat mencetak kenaikan dalam sesi perdagangan kali ini:

        • CSI 300 (China): Turun 0,16% ke 3.769.
        • Hang Seng (Hong Kong): Melemah 0,36% ke 19.688,29.
        • Nikkei 225 (Jepang): Anjlok 1,47% ke 39.307,05.
        • Topix (Jepang): Turun 1,02% ke 2.756,38.
        • Kospi (Korea Selatan): Menguat signifikan 1,91% ke 2.488,64.
        • Kosdaq (Korea Selatan): Naik 1,73% ke 717,96.
        • S&P/ASX 200 (Australia): Stagnan, hanya naik 0,084% ke 8.257,4.

        Purchasing Managers Index (PMI) Jasa China baru-baru ini mencatatkan kenaikan hingga 52,2 di Desember 2024. Ini menjadi capaian penting mengingat angka ini menjadi level ekspansi tercepat sejak Mei 2024. People's Bank of China (PBOC) baru-baru ini juga mengumumkan rencana penerapan kebijakan moneter yang lebih longgar pada 2025.

        Beijing mengatakan arah kebijakan tersebut bertujuan mencegah risiko keuangan dan memperdalam reformasi sektor keuangan namun pasar masih khawatir dengan ketidakpastian perekonomian global.

        Hal ini tidak terlepas dari kekhawatiran adanya perang dagang antara China dan Amerika Serikat (AS). Kedua negara baru-baru ini bersitegang menyusul sejumlah sinyal kebijakan kontroversial yang diterapkan kepada bisnis asal kedua negara tersebut seperti pengawasan ekspor hingga tarif impor baru.

        Adapun Jibun Bank Services Purchasing Managers Index (PMI) Jepang direvisi turun ke level 50,9 di Desember 2024. Hal ini menjadi sinyal adanya pertumbuhan industri yang melambat.

        Baca Juga: Investor Saham Waspada, Efek Kebijakan Moneter China Membayangi IHSG

        Korea Selatan menjadi anomali tersendiri mengingat kenaikan signifikan yang dicatatkan indeks terjadi bersamaan dengan meningkatnya ketegangan politik menyusul kabar  upaya penangkapan Presiden Yoon Suk Yeol.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Aldi Ginastiar

        Bagikan Artikel: