Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Nantikan Pelantikan Trump, Pasar Optimistis Soal Pergerakan Dolar AS

        Nantikan Pelantikan Trump, Pasar Optimistis Soal Pergerakan Dolar AS Kredit Foto: Instagram/Donald Trump
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Dolar Amerika Serikat (Dolar AS) kembali mencatat penguatan dalam perdagangan di Kamis (9/1). Lonjakan imbal hasil obligasi sampai dengan kabar mengenai kebijakan tarif baru menjadi pengerek mata uang global ini.

        Dilansir Jumat (10/1), Indeks Dolar (DXY) tercatat naik 0,4% ke 109,02. Kepala Strategi Pasar Bannockburn Global Forex, Marc Chandler mengatakan pasar tengah optimistis bahwa penguatan dolar akan terus berlanjut meski terdapat data ekonomi yang kurang memuaskan. 

        Baca Juga: Investor Wait and See, Wall Street Diwarnai Kekhawatiran Soal Arah Ekonomi di AS

        "Tren penguatan kuat, dolar kemungkinan tetap kokoh dalam beberapa waktu ke depan," ujarnya.

        Imbal hasil obligasi yang tinggi menjadi cerminan bagaimana kuatnya ekspektasi pasar terkait dengan perekonomian dari AS. Mereka juga tengah menantikan kepastian arah kebijakan ekonomi yang akan dibawa oleh Presiden Donald Trump.

        Trump dikabarkan akan mendeklarasikan keadaan darurat ekonomi nasional sebagai dasar hukum untuk menerapkan tarif universal yang baru, termasuk terhadap negara sekutu. Meskipun terdapat laporan sebelumnya tentang tarif yang lebih moderat, ia membantah klaim tersebut yang mana memperkuat kekhawatiran pasar terkait dengan lonjakan inflasi di AS.

        Pejabat Federal Reserve (The Fed), Christopher Waller, memproyeksikan inflasi akan melambat pata tahun ini. Hal ini memberi ruang bagi bank sentral untuk menurunkan suku bunga. Namun, waktu dan kecepatan pemangkasan suku bunga masih belum pasti.

        ADP National Employment Report baru-baru ini menunjukkan pertumbuhan pekerjaan swasta yang melambat di Desember 2024. Laporan tersebut menyebutkan data ini  hanya menambah 122.000 pekerjaan, jauh di bawah ekspektasi sebesar 140.000.

        Baca Juga: Cadangan Devisa Indonesia Naik Jadi US$155,7 Miliar di Desember 2024

        Pasar kini menantikan laporan pekerjaan yang akan segera rilis. Diharapkan, data ini dapat  menjadi acuan untuk langkah kebijakan yang akan diambil oleh The Fed.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Aldi Ginastiar

        Bagikan Artikel: