Sebanyak 503 sumur idle atau sumur injeksi yang telah tidak aktif selama lebih dari enam bulan sedang ditawarkan kepada sejumlah investor oleh PT Pertamina (Persero). Langkah ini menjadi bagian dari upaya pemerintah untuk meningkatkan produksi dan lifting minyak dan gas bumi (migas) di dalam negeri.
“Sedang ditawarkan, 503 (sumur idle) lagi ditawarkan,” ungkap Djoko Siswanto, Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), di Kementerian ESDM, Rabu (15/1/2025).
Djoko menjelaskan bahwa sumur-sumur tersebut dikuasai oleh Pertamina, dan proses penawaran kepada investor masih berlangsung.
Sementara itu, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) turut menegaskan pentingnya langkah ini dalam mendorong produksi migas nasional. “Saya perintahkan sumur-sumur idle yang dikuasai KKKS, kalau tidak dijalankan, kita cabut izinnya,” tegasnya saat berbicara di Jakarta, Senin (26/8/2024).
Baca Juga: Amankan Cadangan Migas, Pertamina EP Mulai Pengeboran Sumur di Morowali
Menurut Menteri ESDM, reaktivasi sumur idle dapat memberikan dampak signifikan terhadap produksi migas tanpa memerlukan eksplorasi baru yang memakan waktu dan biaya tinggi.
“Dengan mengoptimalkan kembali sumur-sumur yang ada, kita dapat meningkatkan produksi migas secara signifikan tanpa perlu melakukan eksplorasi baru yang membutuhkan waktu dan biaya yang lebih besar,” jelasnya.
Dari total 44.985 sumur migas yang ada di Indonesia, tercatat 16.990 sumur memenuhi kriteria idle well. Namun, tidak semua sumur idle memiliki potensi untuk direaktivasi. Beberapa kendala meliputi potensi subsurface yang tidak memadai, biaya reaktivasi yang tinggi, harga minyak mentah dunia yang kurang mendukung, serta faktor keselamatan kerja (HSE) dan isu nonteknis seperti masalah masyarakat.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rahmat Dwi Kurniawan
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait: