Pasar Masih Tenang, Belum Jelasnya Implementasi Tarif Balasan Trump Menekan Dolar AS

Pasar Masih Tenang, Belum Jelasnya Implementasi Tarif Balasan Trump Menekan Dolar AS Kredit Foto: Antara/Joyce N. Boghosia/The White House/Handout via REUTERS
Warta Ekonomi, Jakarta -

Dolar Amerika Serikat (Dolar AS) kembali mengalami koreksi dalam penutupan perdagangan di Kamis (13/2). Pasar menyoroti adanya kemungkinan pemangkasan bunga lebih cepat hingga penundaan implementasi kebijakan tarif dari Donald Trump.

Dilansir dari CNBC International, Jumat (14/2), Indeks Dolar (DXY) yang mengukur kekuatan greenback terhadap mata uang utama lainnya tercatat mengalami koreksi hingga 0,61% ke 107,25.

Baca Juga: Ogah Biaya Naik, Ini Respons Brazil Soal Kebijakan Tarif Trump

Analis Standard Chartered Bank, Steve Englander mengatakan pasar uang merespons cepat sejumlah dinamika yang terjadi, salah satunya adalah belum diterapkannya kebijakan tarif balas dari AS.

Meski kebijakan tersebut akan diterapkan, pasar cukup merasa lega karena belum ada kejelasan kapan kebijakan tersebut akan diimplementasikan oleh Donald Trump.

Di sisi lain, pasar juga menyoroti bahwa kebijakan tersebut kemungkinan besar akan bersifat custom atau menyesuaikan dengan seberapa besar tarif yang dikenakan pihak lain terhadap produk dari AS.

“Pasar merasa lebih tenang karena pesan dari Donald Trump,'” kata Steve Englander.

Adapun data ekonomi terbaru menjadi sorotan. Indeks Harga Produsen Januar 2025 meunjukkan inflasi inti mungkin lebih rendah dari ekspektasi berdasarkan Personal Consumption Expenditures (PCE).

Hal ini memunculkan spekulasi bahwa inflasi tak seburuk perkiraan hingga suku bunga tinggi tak akan dipertahankan begitu lama oleh Federal Reserve (The Fed). Meski demikian, bank sentral sudah mengatakan bahwa pihaknya tak akan terburu-buru dalam memotong suku bunga.

Baca Juga: Dunia Bersiap, Trump Bakal Umumkan Kebijakan Tarif 'Balas Dendam' untuk Semua Negara

Kini pasar memperkirakan pemangkasan suku bunga sebesar 33 basis poin hingga Desember 2025. Angka tersebut naik dari ekspektasi sebelumnya yang sebesar 29 basis poin.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Aldi Ginastiar

Bagikan Artikel: