Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Logam Mulia Bergejolak, Efek Kebijakan Tarif Balasan Trump Mengerek Harga Emas

        Logam Mulia Bergejolak, Efek Kebijakan Tarif Balasan Trump Mengerek Harga Emas Kredit Foto: Antara/Ari Bowo Sucipto
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Logam mulia kembali bergejolak menyusul harga emas yang kembali mengalami penguatan dalam penutupan perdagangan di Kamis (13/2). Hal ini menyusul janji kebijakan tarif balasan yang akan diterapkan oleh Amerika Serikat (AS).

        Dilansir dari CNBC International, Jumat (14/2), berikut ini adalah catatan pergerakan harga sejumlah komoditas utama logam mulia global. Secara keseluruhan, komoditas terkait bergerak secara variatif: 

        • Emas spot: Naik 0,4% menjadi US$2.915,76 per ons
        • Emas berjangka AS: Naik 0,6% menjadi US$2.945,40 per ons.
        • Perak spot: Turun 0,2% ke US$32,15 per ons.
        • Platinum: Melemah 0,1% ke US$991,25 per ons.
        • Paladium: Naik 1,6% ke US$989,50 per ons.

        Managing Partner CPM Group, Jeffrey Christian mengatakan bahwa pasar terus bergerak naik menyusul lonjakan permintaan aset lindung nilai atau safe-have seperti emas gegara ketidakpastian ekonomi dan politik yang diciptakan oleh Donald Trump.

        Pengumuman terkait dengan akan hadirnya kebijakan tarif balasan membuat pasar waspada menyusul sifatnya yang akan diterapkan terhadap semua negara yang menerapkan kebijakan tarif ke barang yang berasal dari AS.

        Meski demikian, pasar cukup meresa lega karena kebijakan tersebut belum memiliki kejelasan terkait dengan waktu implementasinya dari Trump.

        “Faktor utama yang menggerakkan harga emas saat ini adalah ketidakpastian politik dan dampaknya terhadap ekonomi,” kata Jeffrey.

        Investor logam mulia juga menyoroti data perekonomian terbaru dari AS. Indeks Harga Produsen (PPI) Januari 2025 menunjukkan adanya kenaikan signifikan meski beberapa instrumen menunjukkan bahwa inflasi tak seburuk yang diperkirakan oleh pasar.

        Baca Juga: Pasar Masih Tenang, Belum Jelasnya Implementasi Tarif Balasan Trump Menekan Dolar AS

        Meski demikian, pasar cukup khawatir dengan prospek bahwa kebijakan suku bunga akan bertahan cukup lama menyusul arah sikap yang ditunjukkan oleh Federal Reserve (The Fed). Ketua The Fed Jerome Powell baru-baru ini telah menegaskan bahwa bank sentral tidak terburu-buru memangkas suku bunga. 

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Aldi Ginastiar

        Bagikan Artikel: