Kemenko Perekonomian-Jepang Bahas Peningkatan Lingkungan Bisnis di RI, Khususnya pada 3 Bidang
Kredit Foto: Reuters/Kim Kyung-Hoon
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian melakukan pertemuan dengan Jepang membahas perluasan kerja sama serta peningkatan lingkungan bisnis di Indonesia khususnya di bidang ekonomi digital dan start-up, industri hijau, dan pengembangan kapasitas tenaga kerja Indonesia.
Pembahasan tersebut dilakukan Kemenko Perekonomian, Pemerintah Jepang, dan sektor swasta dalam pertemuan Public–Private Dialogue Track (PPDT) 1.5 yang ke-3 antara Indonesia-Jepang pada Jumat (28/02/2025).
Baca Juga: Jepang, Singapura, dan Korea Selatan Jadi Pilihan Wisatawan Indonesia ke Luar Negeri
Delegasi Indonesia dipimpin oleh Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi dan Investasi Edi Prio Pambudi, sedangkan delegasi Jepang dipimpin oleh Wakil Menteri Hubungan Internasional, Kementerian Ekonomi, Perdagangan, dan Industri (METI) Jepang Matsuo Takehiko.
Pada sesi pembahasan ekonomi digital dan start-up, Deputi Edi menyampaikan bahwa perluasan kolaborasi antar Indonesia dan Jepang adalah kunci untuk saling meningkatkan keunggulan masing-masing negara dalam sektor ekonomi, terutama melalui program Fast Pitch Track Jepang dan Indonesia.
“Jepang adalah tomodachi, sahabat dagang Indonesia. Kami mengapresiasi inisiatif Jepang untuk menjalin beberapa kerja sama baru, khususnya di sektor ekonomi digital dengan mengembangkan Artificial Intelligence,” ucap Deputi Edi, dikutip dari siaran pers Kemenko Perekonomian, Rabu (5/3).
Indonesia dan Jepang sepakat bahwa kolaborasi lebih lanjut diperlukan untuk mengembangkan langkah-langkah pendukung dan ekosistem yang mendorong pertumbuhan bisnis dan start-up yang sangat penting untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan inovasi di masa yang akan datang.
Kemenko Perekonomian dan METI juga sepakat untuk memulai diskusi intensif dalam rangka mempromosikan kolaborasi di sektor pengembangan Artificial Intelligence (AI).
Sebagai dukungan terhadap agenda Indonesia dalam hilirisasi mineral dan meningkatkan penggunaan Energi Baru Terbarukan (EBT), pembahasan industri hijau oleh Jepang melibatkan beberapa agenda Asia Zero Emission Community (AZEC) pada proyek-proyek dalam sektor industri yang potensial bagi Indonesia.
“Dengan dilanjutkannya proyek-proyek kerja sama industri Indonesia dan Jepang dengan prinsip ekonomi hijau di bawah AZEC, kami berharap bahwa hubungan antar kedua negara dapat berjalan secara lebih komprehensif,” ujar Wakil Menteri Matsuo.
Indonesia dan Jepang berbagi perspektif dan menegaskan kembali kebijakan AZEC dan “Rencana Aksi untuk Dekade Berikutnya.” Peserta sektor swasta dari Jepang mempresentasikan proyek demonstrasi sebagai inisiatif untuk dekarbonisasi kawasan industri dan visi mereka, yang berkontribusi pada target nol emisi bersih Indonesia.
Peserta sektor swasta Indonesia berbagi kebijakan dan proyek mereka dalam hilirisasi mineral penting untuk mendukung Industri EBT. Kedua belah pihak menyambut baik kemajuan proyek-proyek di sektor swasta Jepang dan Indonesia dan menegaskan kerja sama berkelanjutan mereka untuk proyek-proyek konkret di bawah AZEC.
Kedua negara juga telah menyetujui beberapa inisiatif yang berkaitan dengan pengembangan tenaga kerja di Indonesia, baik dalam segi keahlian maupun pembukaan lapangan kerja.
Dalam beberapa tahun ke depan, kerja sama antara Indonesia dan Jepang dalam sektor ketenagakerjaan akan berfokus pada peningkatan kapasitas di sektor manufaktur di bawah payung inisiatif Manufacturing Industry Development Centers (New MIDEC) yang akan turut membuka peluang magang serta sertifikasi keahlian untuk tenaga kerja Indonesia.
Pemerintah Indonesia juga berkomiten untuk menindaklanjuti masukan dari Pemerintah Jepang terkait penyelesaian sejumlah isu yang menjadi tantangan sektor swasta Jepang dalam menjalankan aktivitas bisnisnya di Indonesia.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Editor: Ulya Hajar Dzakiah Yahya