Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Tak Mau Gagal Lagi! Proyek DME Bangkit, Pemerintah Pastikan Keberlanjutan

        Tak Mau Gagal Lagi! Proyek DME Bangkit, Pemerintah Pastikan Keberlanjutan Kredit Foto: Rahmat Dwi Kurniawan
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Hilirisasi batu bara menjadi dimethyl ether (DME) kembali menjadi fokus utama pengembangan bisnis yang akan didukung oleh Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara).

        Konversi batu bara menjadi substitusi LPG sebenarnya pernah dijalankan Pemerintah Indonesia. Namun, proyek tersebut gagal pada 2022. Saat itu, proyek DME dijalankan melalui kerja sama antara PT Bukit Asam, PT Pertamina, dan Air Products and Chemicals di Muara Enim, Sumatera Selatan. Kegagalan proyek terjadi setelah Air Products menarik diri akibat tidak adanya jaminan serapan pasar.

        Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Yuliot Tanjung, menegaskan bahwa kejadian serupa tidak boleh terulang.

        Baca Juga: Hilirisasi Batu Bara Didanai Danantara, Proyek DME Jadi Prioritas

        "Kalau Air Products kemarin itu kan juga agak lama prosesnya, mereka minta ada jaminan penjualan pasokan, itu kan pada saat mereka minta keputusan kita agak terlambat. Jadi sehingga ini momennya itu terlewat. Jadi kita tidak mau kehilangan momen," ujar Yuliot di Kementerian ESDM, Jumat (14/03/2025).

        Ke depan, proyek DME akan dijalankan oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Namun, skema joint venture (JV) dengan perusahaan swasta juga tetap menjadi opsi.

        Selain mengurangi ketergantungan impor LPG, hilirisasi DME juga penting karena cadangan batu bara Indonesia semakin berkadar rendah.

        "Jadi ini batu bara kita kan semakin lama itu kalori yang dihasilkan kan semakin rendah. Jadi kalau kita tidak meningkatkan nilai tambah dalam bentuk DME, kan tetap saja batu bara kita tidak bisa dimanfaatkan. Sementara DME ini kan bisa kita gunakan juga untuk substitusi LPG," tambah Yuliot.

        Baca Juga: Tak Perlu Investor, Kementerian ESDM Akan Percepat Pembangunan DME Pengganti LPG

        Di sisi lain, Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara (Dirjen Minerba) Kementerian ESDM, Tri Winarno, menyebut bahwa BPI Danantara siap mendanai empat proyek DME dengan total investasi mencapai USD 11 miliar.

        "Paling besar DME, ada empat proyek, itu sekitar USD 11 miliar," ungkap Tri di Kementerian ESDM, Selasa (4/3/2025).

        Baca Juga: Menyehatkan Kehidupan Manusia Melalui Konsumsi Minyak Sawit Bergizi

        Baca Juga: Minyak Sawit, Minyak Makan Anti-Kanker

        Proyek DME rencananya akan dibangun secara paralel di Kabupaten Muara Enim dan Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan; Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan; serta Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Rahmat Dwi Kurniawan
        Editor: Annisa Nurfitri

        Bagikan Artikel: