
Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara (Dirjen Minerba) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (KESDM), Tri Winarno, mengungkapkan bahwa sejumlah program hilirisasi akan didanai oleh Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara).
Sebagian besar pendanaan dari Danantara akan dialokasikan untuk proyek gasifikasi batu bara menjadi dimethyl ether(DME), yang merupakan produk substitusi dari liquefied petroleum gas (LPG).
"Paling besar DME, ada empat proyek, itu sekitar USD 11 miliar," ujar Tri Winarno di Kementerian ESDM, Selasa (4/3/2025).
Baca Juga: Tak Perlu Investor, Kementerian ESDM Akan Percepat Pembangunan DME Pengganti LPG
Ia menambahkan, hilirisasi batu bara menjadi DME tidak akan bergantung pada pendanaan asing. Pemerintah berupaya agar investasi proyek ini berasal dari dalam negeri, termasuk melalui Danantara.
"Kita (Indonesia) akan menggunakan dana kita sendiri," lanjutnya.
Ketika ditanya mengenai pihak yang akan ditunjuk sebagai pelaksana proyek, Tri menyatakan bahwa hal ini masih dalam tahap pembahasan. Namun, besar kemungkinan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) akan menjadi pelaksana utama.
"Nanti pelaksananya, ya nanti bisa BUMN atau ini (swasta). Tataran pelaksananya belum (dibahas),” katanya.
Baca Juga: Bahlil Jelaskan Sejumlah Proyek Hilirisasi di 2025
Proyek DME rencananya akan dibangun secara paralel di Kabupaten Muara Enim dan Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan; Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan; serta Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur.
Selain proyek DME, Danantara juga akan mendanai proyek hilirisasi lainnya, antara lain satu pengolahan besi, satu pengolahan alumina, satu proyek aluminium, dua proyek tembaga, dan satu proyek nikel. Jika ditambahkan dengan empat proyek DME, total proyek yang dibiayai Danantara mencapai 10 proyek.
Sementara itu, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral yang juga Ketua Satuan Tugas Hilirisasi, Bahlil Lahadalia, mengungkapkan bahwa total terdapat 21 proyek hilirisasi yang akan berjalan dengan kebutuhan investasi tahap awal mencapai USD 40 miliar.
"Kurang lebih ada 21 proyek di tahap pertama, dengan total investasi sekitar USD 40 miliar. Kami sudah melakukan pembahasan secara detail, termasuk daftar proyek investasi yang akan kami laksanakan," ujar Bahlil usai pertemuan dengan Presiden Prabowo Subianto.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rahmat Dwi Kurniawan
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait:
Advertisement