Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Makerthi Ayuning Segara: Wujud Kepedulian terhadap Kebersihan dan Kelestarian Laut

        Makerthi Ayuning Segara: Wujud Kepedulian terhadap Kebersihan dan Kelestarian Laut Kredit Foto: Istimewa
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Dalam rangkaian perayaan Hari Suci Nyepi Tahun Baru Saka 1947, Panitia Nyepi Nasional dan Panitia Nyepi DKI Jakarta sukses menggelar kegiatan Makerthi Ayuning Segara yang dilaksanakan pada Sabtu, 22 Maret 2025, di Pura Segara Jakarta Raya.

        Acara ini merupakan rangkaian perayaan Hari Suci Nyepi Tahun Baru Saka 1947 dan sebagai bagian dari persiapan ritual melasti/mekiyis yang akan berlangsung sehari setelahnya, dengan tujuan menjaga kesucian dan keseimbangan alam.

        Acara ini dihadiri oleh berbagai tokoh penting, termasuk Ketua Umum Pengurus Harian PHDI Pusat, Mayjen TNI (Purn) Wisnu Bawa Tenaya; Ketua Umum Panitia Nasional Perayaan Hari Suci Nyepi Tahun Baru Saka 1947, Gede Narayana; Ketua Panitia Nyepi DKI Jakarta, I Nyoman Sutrisna; Pembimas Hindu Kanwil Kemenag DKI Jakarta, Putu Jaya Adnyana Widhita, Koordinator Bidang Kesehatan dan Bhakti Sosial, I Nyoman Suarthanu, penggiat Eco Enzym, I Ketut Budyano, beserta ratusan umat Hindu se Jakarta, Jawa Barat, dan Banten.

        Baca Juga: Panitia Nyepi Kunjungi Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia 4 dalam Rangka Hari Suci Nyepi, Angayubhagia 66 Tahun PHDI dan HUT WHDI

        Turut hadir Ketua SDHD Jakarta Raya, Made Sudarta, Pimpinan Organisasi Hindu Tingkat Nasional, Ketua 3 Panitia Nasional, I Nyoman Sukasana, Ketua 4 Panitia Nasional, Dewa Gede Oka Susila, Sekjen WHDI Pusat, Ida Ayu K. Shinta Dewi, Ketua PSN DKI Jakarta, Ketua WHDI DKI Jakarta, Ni Nyoman Rai Sumawati beserta jajaran, Ketua Yapindu, I Made Rama, beserta jajaran.

        Dalam laporannya, Koordinator Bidang Kesehatan dan Bhakti Sosial, I Nyoman Suarthanu, menyampaikan bahwa kegiatan Makerthi Ayuning Segara tahun ini melibatkan lebih dari 250 orang peserta dari berbagai unsur, termasuk Panitia Nyepi Nasional dan Panitia Nyepi DKI Jakarta, SDHD Banjar se-Jakarta Raya, serta Pengempon Pura se-Jakarta dan Bogor.

        "Kegiatan ini merupakan wujud nyata dari kepedulian umat Hindu terhadap kelestarian lingkungan, khususnya laut yang menjadi sumber kehidupan. Aksi bersih-bersih pantai serta penuangan enco enzym yang kita lakukan hari ini bertujuan tidak hanya untuk menjaga kebersihan, tetapi juga membantu memperbaiki ekosistem laut dengan cara alami," ujarnya.

        Sementara itu, Ketua Panitia Nyepi DKI Jakarta, I Nyoman Sutrisna, dalam sambutannya menambahkan bahwa Makerthi Ayuning Segara bukan sekadar kegiatan rutin, tetapi memiliki makna spiritual yang mendalam.

        Baca Juga: Panitia Nyepi Nasional Gelar Saka Bhoga Sevanam di 27 Provinsi dan 97 Titik Lokasi Seluruh Indonesia

        "Melalui kegiatan ini, kita diajarkan untuk senantiasa menjaga keharmonisan antara manusia, alam, dan Tuhan. Laut bukan hanya sumber kehidupan, tetapi juga bagian dari proses penyucian diri. Oleh karena itu, kita semua memiliki tanggung jawab untuk merawat dan melestarikannya. Semoga Makerthi Ayuning Segara semakin menguatkan kesadaran kita akan pentingnya menjaga lingkungan sebagai bagian dari nilai-nilai spiritual," ujarnya.

        Ketua Umum Panitia Nasional Perayaan Hari Suci Nyepi Tahun Baru Saka 1947, Gede Narayana, menyampaikan bahwa sebelum pelaksanaan Makerthi Ayuning Segara, telah dilakukan berbagai rangkaian kegiatan, seperti seminar nasional, penanaman pohon mangrove, serta Saka Bhoga Sevanam sebagai bagian dari upaya menjaga keseimbangan alam dan memberikan manfaat bagi masyarakat.

        "Kami mengajak seluruh komponen umat untuk bersama-sama melaksanakan kegiatan dharma yang berkelanjutan, dengan terus mengadakan kegiatan yang baik dan positif bagi lingkungan dan sesama," ujar Gede Narayana.

        Beliau juga menekankan bahwa perayaan Hari Suci Nyepi tidak hanya bersifat spiritual dan ritual, tetapi juga mencerminkan pelayanan kepada sesama dengan landasan kemanusiaan.

        "Tema besar Nyepi tahun 2025 adalah 'Manawa Sewa Madhawa Sewa', yang berarti pelayanan kepada sesama manusia sebagai wujud pelayanan bhakti kepada Tuhan. Oleh karena itu, melalui berbagai kegiatan sosial dan lingkungan seperti ini, kita menegaskan bahwa perayaan Nyepi bukan hanya tentang refleksi diri, tetapi juga tentang bagaimana kita bisa memberikan manfaat bagi sesama dan alam semesta," ujarnya. 

        "Pelaksanaan Makerthi Ayuning Segara tahun 2025 ini merupakan kali ketiga secara berturut-turut, yang menunjukkan komitmen umat Hindu dalam menjaga kebersihan lingkungan dan merawat ekosistem laut sebagai bagian dari nilai-nilai spiritual dan kemanusiaan," tambahnya.

        Baca Juga: Kemenhub-Kemkodigi Berkomitmen Perkuat Sinergi Dukung Kelancaran Libur Nyepi dan Lebaran

        Ketua Umum Pengurus Harian PHDI Pusat, Mayjen TNI (Purn) Wisnu Bawa Tenaya, menekankan bahwa kegiatan Makerthi Ayuning Segara merupakan bagian dari persiapan melasti/mekiyis, yaitu proses penyucian diri dan lingkungan sebelum Hari Suci Nyepi.

        "Dalam ajaran Hindu, melasti atau mekiyis bertujuan untuk membersihkan bhuana agung (alam semesta) dan bhuana alit (diri manusia). Oleh karena itu, kegiatan Makerthi Ayuning Segara tidak hanya membersihkan pantai secara fisik, tetapi juga menjadi momentum untuk introspeksi diri agar kita senantiasa menjaga keseimbangan antara manusia, alam, dan Tuhan," ujar Wisnu Bawa Tenaya.

        Beliau juga mengungkapkan keprihatinannya terhadap kondisi moralitas saat ini, di mana banyak terjadi kerapuhan nilai-nilai sosial, termasuk kurangnya unggah-ungguh (tatakrama) kepada orang tua dan sesama.

        "Di tengah era modernisasi, kita melihat adanya kerapuhan moral, menurunnya rasa hormat kepada orang tua, serta berkurangnya nilai-nilai luhur dalam kehidupan sosial. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memahami dan menerapkan ajaran Tri Kaya Parisudha—berpikir yang baik (manacika), berkata yang baik (wacika), dan berbuat yang baik (kayika). Dengan memahami ajaran ini, kita bisa membangun kehidupan yang lebih harmonis dan bermakna," tegasnya.

        Selain itu, Wisnu Bawa Tenaya menekankan pentingnya peningkatan literasi beragama agar umat Hindu tidak hanya memahami ajaran agama secara simbolik, tetapi juga mampu menggali esensi dan makna spiritualnya.

        Baca Juga: Prabowo Siapkan Diskon Tiket Pesawat-Tarif Tol di Libur Lebaran-Nyepi

        "Kita perlu meningkatkan literasi beragama sehingga umat dapat memahami esensi ajaran agama dengan baik. Dengan pemahaman yang mendalam, kita tidak hanya menjadi umat yang taat secara ritual, tetapi juga mampu mengamalkan ajaran agama dalam kehidupan sehari-hari untuk menciptakan kedamaian dan keseimbangan," tambahnya.

        Kegiatan dan Tujuan Makerthi Ayuning Segara

        Sebagai implementasi ajaran Tri Hita Karana dan sejalan dengan konsep Sad Kerthi, kegiatan ini mengajarkan pentingnya menjaga keseimbangan antara manusia, alam, dan Tuhan.

        Selain aksi bersih-bersih pantai, dilakukan juga penuangan enco enzym ke perairan sekitar, yang berfungsi untuk menjernihkan air, mengurai limbah organik, serta menormalkan pH air guna mengembalikan keseimbangan ekosistem laut.

        Melalui Makerthi Ayuning Segara, umat Hindu tidak hanya mengekspresikan rasa syukur kepada alam, tetapi juga mengambil langkah konkret dalam menjaga kelestarian lingkungan. Diharapkan kegiatan ini dapat terus berlanjut di tahun-tahun mendatang sebagai bagian dari komitmen terhadap keberlanjutan alam dan keharmonisan hidup.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Belinda Safitri

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: