Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Mengenang Met Hamami, Pensiunan Militer yang Sukses Bisnis Alat Berat Caterpillar di Indonesia

        Mengenang Met Hamami, Pensiunan Militer yang Sukses Bisnis Alat Berat Caterpillar di Indonesia Kredit Foto: Trakindo
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Achmad Hadiat Kismet (AHK) Hamami, atau yang lebih dikenal sebagai Met Hamami, adalah salah satu tokoh bisnis paling berpengaruh di Indonesia, terutama dalam industri alat berat. Lahir pada 29 Juli 1930, ia mengawali kariernya di dunia militer sebelum beralih menjadi seorang pengusaha sukses. 

        Dengan latar belakang pendidikan di Koninklijk Instituut voor de Marine di Belanda, Air Navigator’s School, dan pelatihan penerbangan di Royal Air Force, Inggris, Met sempat menjadi pilot jet tempur di Angkatan Laut serta menjabat sebagai Wakil Direktur Operasi Departemen Hankam dengan pangkat kolonel pada 1967. Namun, melihat sistem kerja di militer yang tidak sesuai dengan visinya, ia memilih pensiun dini pada 1970 untuk mengejar peluang baru di dunia bisnis.

        Langkah besar Met Hamami dimulai ketika ia mendirikan PT Trakindo Utama pada 23 Desember 1970. Setahun kemudian, pada 13 April 1971, perusahaan ini resmi menjadi distributor tunggal produk Caterpillar di Indonesia. Keputusan ini menjadikan Trakindo sebagai perusahaan swasta nasional pertama yang berperan sebagai distributor alat berat. 

        Tak hanya fokus pada distribusi, Met juga mengembangkan bisnisnya ke berbagai sektor terkait. Ia mendirikan Jatiluhur Training Center pada 1971 untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia dalam pengoperasian dan pemeliharaan alat berat. Pada 1977, ia mendirikan PT Sanggar Sarana Baja, yang bergerak di bidang perancangan dan fabrikasi industri alat berat, serta PT Natra Raya pada 1982 sebagai hasil kerja sama dengan Caterpillar Inc. dalam manufaktur dan perakitan alat berat.

        Di bawah kepemimpinan Met Hamami, Trakindo berkembang pesat dan berkontribusi dalam berbagai proyek infrastruktur nasional, seperti pembangunan Tol Jagorawi (1978), Bandara Internasional Soekarno-Hatta (1980), Waduk Saguling (1981), Waduk Cirata (1984), dan Jalan Tol Padalarang-Cileunyi (1986). 

        Selain itu, Met juga memperluas bisnisnya dengan mendirikan PT Chandra Sakti Utama Leasing pada 1995, yang fokus pada pembiayaan alat berat, serta PT Cipta Kridatama dan PT Cipta Krida Bahari pada 1997, yang masing-masing bergerak di bidang kontraktor pertambangan dan jasa logistik.

        Baca Juga: Jalan Sukses Sofjan Wanandi Membangun Santini Group, dari Aktivis hingga Punya Gurita Bisnis

        Tidak hanya berbisnis di sektor alat berat, Met Hamami juga memperluas portofolio bisnisnya ke sektor energi, infrastruktur, dan properti melalui PT ABM Investama Tbk serta PT Triyasa Propertindo. Ia lalu mendirikan PT Chakra Jawara pada 2001 sebagai dealer dump truck IVECO dan PT Tri Swardana Utama pada 2008 sebagai dealer truk berat Mercedes-Benz. Berbagai ekspansi ini menjadikan Grup Tiara Marga Trakindo, yang ia pimpin sebagai chairman sejak 2001, sebagai salah satu konglomerasi bisnis terbesar di Indonesia.

        Pada 1999, Achmad Hamami menghadapi tantangan besar dalam hidupnya ketika kehilangan penglihatannya akibat glaukoma. Namun, hal ini tidak menghentikan pertumbuhan bisnisnya. 

        Kepemimpinan perusahaan pun diteruskan oleh anak-anak Met Hamami, dengan Muki Hamami memimpin Grup Tiara Marga Trakindo, Bani Hamami mengelola PT Trakindo Utama, dan Mia Hamami menjalankan bisnis ritel serta properti di bawah MahaDasha. 

        Hingga akhir hayatnya pada 29 November 2019, Met Hamami tetap dikenal sebagai sosok visioner yang membawa perubahan besar dalam industri alat berat di Indonesia. Ketika tutup usia pada tahun 2019, Met Hamami diketahui memiliki kekayaan sebesar 752 dolar Amerika Serikat atau sekitar Rp10 triliun pada saat itu. Ketika itu, Met Hamami menempati posisi ke-42 orang terkaya di Indonesia. 

        Warisan bisnis dan inovasinya terus berlanjut, dengan Trakindo kini memiliki lebih dari 50 cabang di seluruh Indonesia, melayani berbagai sektor industri dengan produk dan layanan berkualitas tinggi dari Caterpillar.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Amry Nur Hidayat

        Bagikan Artikel: