Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Tarif Impor Trump Picu Aksi Jual Investor Asing, IHSG dan Rupiah Terancam Anjlok

        Tarif Impor Trump Picu Aksi Jual Investor Asing, IHSG dan Rupiah Terancam Anjlok Kredit Foto: Antara/Hafidz Mubarak A
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, resmi mengumumkan kebijakan tarif impor terhadap sejumlah negara mitra dagang. Indonesia termasuk dalam daftar negara terdampak, menempati posisi ke-8 dengan tarif sebesar 32 persen.

        Ketegangan dagang antara AS dan Tiongkok pun memunculkan tekanan di pasar global. Kondisi ini turut memicu kekhawatiran atas volatilitas Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), terutama menjelang pembukaan kembali perdagangan pasca-Lebaran pada 8 April mendatang.

        Baca Juga: Gila! Harga Sembako Bakal Naik karena Trump, GAPMMI Tuntut Negosiasi dan Jaga Rupiah

        Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira, memperkirakan IHSG akan mendapat tekanan besar akibat potensi aksi jual oleh investor asing.

        “Investor keluar dari bursa saham, lakukan aksi jual terutama investor asing karena khawatir prospek kinerja laba perusahaan pasca-tarif resiprokal AS berlaku,” kata Bhima kepada Warta Ekonomi, Sabtu (5/4/2025).

        Menurutnya, kekhawatiran pasar dipicu oleh melemahnya prospek ekspor dan keuntungan perusahaan Indonesia akibat pengenaan tarif tersebut.

        Tak hanya pasar saham, nilai tukar rupiah juga diproyeksikan menghadapi tekanan hebat. Bhima memperkirakan tekanan ini akan terasa saat perdagangan dibuka kembali pada Selasa, 8 April.

        “Rupiah pada Selasa, 8 April, di mana perdagangan saham akan dibuka kembali pasca-libur Lebaran, diperkirakan menghadapi tekanan yang hebat,” ujarnya.

        Ia memproyeksikan pergeseran minat investor global ke aset lindung nilai seperti emas dan dolar AS turut memperparah pelemahan rupiah. Bhima memperkirakan nilai tukar rupiah pada akhir April akan berada di kisaran Rp17.200 hingga Rp18.650 per dolar AS.

        “Proyeksi kurs rupiah pada akhir April di kisaran 17.200–18.650 per dolar AS, itu estimasi yang relatif moderat dengan pertimbangan adanya intervensi moneter BI,” tutupnya.

        Menanggapi kondisi ini, Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI), Ramdan Denny Prakoso, menegaskan bahwa BI akan terus memantau perkembangan pasar global dan domestik. BI juga berkomitmen menjaga stabilitas nilai tukar melalui intervensi valuta asing menggunakan strategi triple intervention. Intervensi dilakukan di pasar spot, Domestic Non-Deliverable Forward (DNDF), serta pembelian Surat Berharga Negara (SBN) di pasar sekunder.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Cita Auliana
        Editor: Ulya Hajar Dzakiah Yahya

        Bagikan Artikel: