Kredit Foto: Antara/Akbar Nugroho Gumay
Kebijakan tarif impor diumumkan oleh Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, berpotensi menekan pergerakan pasar saham Indonesia. Hal ini diperkirakan akan mempengaruhi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada pembukaan perdagangan Selasa, 8 April 2025 mendatang.
Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira, memperkirakan bahwa IHSG bisa kembali jatuh ke level 5.000 imbas kebijakan tarif resiprokal yang diberlakukan AS terhadap sejumlah negara mitra dagang, termasuk Indonesia.
“Bisa saja IHSG kembali menyentuh level 5.000,” kata Bhima kepada Warta Ekonomi, Sabtu (5/4/2025).
Adapun faktor penyebab melemahnya IHSG dipicu oleh aksi jual investor asing, yang khawatir terhadap prospek kinerja perusahaan Indonesia setelah tarif resiprokal AS.
Menurutnya, kekhawatiran investor dipicu oleh melemahnya prospek ekspor dan keuntungan perusahaan Indonesia akibat pengenaan tarif tersebut.
“Investor keluar dari bursa saham, lakukan aksi jual terutama investor asing karena khawatir prospek kinerja laba perusahaan paska tarif resiprokal AS berlaku,” imbuh Bhima.
Bhima mengatakan, tekanan ini akan terjadi dalam jangka waktu panjang hingga Trump memberhentikan perang tarif dagang terhadap negara mitra dagang.
“Karena efek berikutnya adalah retaliasi atau pembalasan dari negara mitra dagang AS, seperti China yang sudah menerapkan tarif balasan 34% ke produk AS,” urai Bhima.
Selain itu, terdapat beberapa sektor yang terdampak yakni otomotif, elektronik, alas kaki, pakaian jadi, produk perikanan, karet, serta minyak kelapa sawit.
Baca Juga: Tarif Impor Trump Picu Aksi Jual Investor Asing, IHSG dan Rupiah Terancam Anjlok
Lebih lanjut, Bhima menyampaikan efek tidak langsung berupa pelemahan kurs rupiah mempengaruhi inflasi impor (imported inflation) atau naiknya harga barang karena pelemahan kurs.
“Semua konsumen mau kelas atas sampai bawah di indonesia akan menanggung naiknya biaya kebutuhan sehari-hari,” urai Bhima.
Bhima turut memperkirakan nilai tukar rupiah pada akhir April akan berada di kisaran Rp17.200 hingga Rp18.650 per dolar AS.
“Proyeksi kurs rupiah pada akhir April di kisaran 17.200–18.650 per dolar AS, itu estimasi yang relatif moderat dengan pertimbangan adanya intervensi moneter BI,” tutupnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Cita Auliana
Editor: Amry Nur Hidayat
Tag Terkait: