Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Kenapa Masyarakat Rela Antre Demi Beli Emas Antam? Ekonom Ungkap Penyebabnya

        Kenapa Masyarakat Rela Antre Demi Beli Emas Antam? Ekonom Ungkap Penyebabnya Kredit Foto: Imamatul Silfia
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        PT Aneka Tambang (Persero) Tbk atau Antam menggelar pameran emas serentak di Pondok Indah Mall, Mall Taman Anggrek, dan Cibinong City Mall selama libur Lebaran 2025. Antusiasme masyarakat membludak, terbukti dari antrean panjang di lokasi yang viral di media sosial.

        Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira, menilai lonjakan minat terhadap emas mencerminkan kekhawatiran masyarakat atas kondisi ekonomi yang tidak menentu, baik secara global maupun domestik.

        “Masyarakat cenderung berburu emas, ya, bahkan antreannya panjang sekali. Alasan pertama tentunya situasi ekonomi sekarang memang cenderung memburuk, baik secara global karena adanya tarif dari Amerika, juga dari permintaan global dan perdagangan global yang turun. Bahkan ada ancaman resesi Amerika yang probabilitasnya sekarang 60%,” ujar Bhima, kepada Warta Ekonomi, Jakarta, Senin (7/4/2025). 

        Baca Juga: Rela Antri Panjang! Masyarakat Buru Emas 1–10 Gram di Pameran Emas Antam

        Ia menambahkan, ketidakpastian di dalam negeri, seperti efek Undang-Undang TNI, gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK), hingga pelemahan daya beli, turut mendorong masyarakat mengalihkan fokus pada aset yang lebih aman.

        “IHSG sempat trading halt, dihentikan sementara, jadi mereka berburu emas yang dianggap aset yang aman,” ucapnya.

        Kenaikan harga emas yang signifikan juga menjadi daya tarik tersendiri. Bhima mencatat, harga emas per gram pada akhir 2023 berada di kisaran Rp1,1 juta. Kini, harganya telah menyentuh hampir Rp1,8 juta dan mendekati Rp2 juta per gram.

        “Artinya signifikan sekali kenaikan harga emasnya, yang menandingi imbal hasil dari instrumen keuangan lainnya. Situasi ini membuat banyak masyarakat melihat return yang tinggi dari emas, jadi secara rasional mereka bergerak ke emas batangan,” jelas Bhima.

        Baca Juga: Masuk Awal Pekan, Harga Emas Antam Terpangkas Rp23 Ribu ke Rp1.758.000 per Gram

        Ia juga menyoroti peran pemerintah yang kini mendorong pembentukan bullion bank atau bank emas, sebagai bukti bahwa emas batangan mulai diakui sebagai aset yang cukup likuid secara keuangan.

        “Sentimen juga didorong oleh pemerintah yang membuat bullion bank. Ini artinya pemerintah menaruh perhatian terhadap aset emas batangan sebagai aset yang cukup liquid,” katanya.

        Selain itu, emas juga dipandang sebagai alat penyimpan dana darurat yang efektif. Di tengah ketidakpastian ekonomi, masyarakat memilih menyimpan emas yang dapat dicairkan saat dibutuhkan secara cepat.

        “Jadi emas ini adalah dana darurat yang cukup efektif. Meskipun tempat penyimpanannya akan terbatas karena faktor keamanan, tapi sebagai tabungan darurat, emas itu penting,” ujar Bhima.

        Menurutnya, langkah masyarakat yang memburu emas sebelum harganya terus melonjak sudah tepat di tengah memburuknya ekonomi global.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Annisa Nurfitri
        Editor: Annisa Nurfitri

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: