Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Powell Pusing Tujuh Keliling Gara-Gara Tarif Trump

        Powell Pusing Tujuh Keliling Gara-Gara Tarif Trump Kredit Foto: The Economic Club of Chicago
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Ketua Federal Reserve Jerome Powell mengisyaratkan kewaspadaan tinggi terhadap dampak tarif baru yang diberlakukan pemerintahan Presiden Donald Trump. Dalam pidatonya di Economic Club of Chicago, Rabu waktu setempat, Powell menyebut tarif tersebut dapat menimbulkan “dilema kebijakan” bagi bank sentral Amerika Serikat karena berpotensi memicu konflik antara dua mandat utamanya: menjaga stabilitas harga dan mendorong lapangan kerja.

        “Kita mungkin akan menghadapi situasi menantang di mana dua tujuan kita bertabrakan,” ujar Powell sebagaimana dikutip CNN, Kamis (17/4/2025). “Jika itu terjadi, kami akan mempertimbangkan seberapa jauh ekonomi dari masing-masing target dan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk menutup celah tersebut.”

        Kebijakan tarif impor yang agresif dinilai berisiko menekan daya beli konsumen dan memperlambat pertumbuhan ekonomi, sembari mendorong inflasi karena naiknya harga barang. Powell menyatakan tarif-tarif baru itu “kemungkinan besar akan menjauhkan ekonomi dari target-target bank sentral, setidaknya sepanjang tahun ini.”

        Baca Juga: Lawan Efek Tarif Trump, Ini Reaksi The Fed Soal Ancaman Stagflasi AS

        Situasi ini menempatkan Federal Reserve dalam posisi sulit: menaikkan suku bunga untuk menekan inflasi bisa memperlambat ekonomi, sementara menurunkan suku bunga guna menjaga pertumbuhan dapat memperparah tekanan inflasi. Powell belum memberikan sinyal pasti arah kebijakan ke depan, namun menegaskan pentingnya menjaga ekspektasi inflasi jangka panjang tetap stabil.

        Data inflasi terbaru menunjukkan tekanan mulai meningkat. Inflasi Maret diperkirakan mencapai 2,6%, di atas target jangka panjang The Fed sebesar 2%. Di sisi lain, pertumbuhan ekonomi pada kuartal I/2025 juga menunjukkan sinyal pelemahan. Proyeksi Federal Reserve Atlanta bahkan memprediksi ekonomi berada di zona negatif, -0,1%, dipicu oleh lonjakan impor emas dan melemahnya konsumsi domestik.

        Baca Juga: Investor Amati The Fed, Pemotongan Suku Bunga Ancam Penguatan Dolar AS

        Pasar keuangan merespons pernyataan Powell dengan hati-hati. Pelaku pasar memperkirakan pemangkasan suku bunga dapat dimulai pada Juni 2025, dengan tiga hingga empat kali penurunan suku bunga hingga akhir tahun.

        Meski demikian, Powell menegaskan The Fed tetap berada dalam posisi untuk “menunggu kejelasan lebih lanjut sebelum mengubah kebijakan.” Ia mengingatkan bahwa ekonomi AS masih cukup kuat, namun efek rambatan dari tarif berisiko mengganggu arah pemulihan.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Annisa Nurfitri
        Editor: Annisa Nurfitri

        Bagikan Artikel: