Pelaku Usaha Diminta Terlibat Aktif dalam Perundingan Tarif Perdagangan dengan AS
Kredit Foto: Reuters
Wakil Ketua Umum (Waketum) Bidang Kelautan dan Perikanan Kadin Indonesia, Yugi Prayanto, berharap pemerintah Indonesia bisa mengoptimalkan proses negoisasi tariff perdagangan dengan Amerika Serikat (AS) serta melibatkan dunia usaha secara aktif dalam perundingan tersebut.
Dirinya menegaskan pentingnya pelaku usaha untuk menyampaikan aspirasi mereka terkait dengan berbagai isu perdagangan, khususnya jika tariff yang dikenakan terlalu tinggi yang dapat memengaruhi daya beli produk ekspor Indonesia seperti udang.
Yugi, dalam acara halal bihalal Kadin Indonesia yang digelar pada Sabtu (19/4/2025), menyampaikan bahwa meskipun proses negoisasi dengan AS masih berlangsung, namun pemerintah juga membutuhkan masukan dari dunia usaha.
Baca Juga: Trump Naikkan Tarif, Multifinance RI Kena Getahnya
"Intinya adalah kita harus memberi masukan setiap ada isu-isu yang perlu di-update dalam masalah perang tarif ini," ujarnya.
Tak hanya itu, dia juga menyoroti pentingnya perbaikan data sektor perikanan, khususnya big data yang akan digunakan untuk menghitung target pertumbuhan sektor secara akurat,
Bersama Badan Pusat Statistik (BPS) dan para pemangku kepentingan lainnya, Pemerintah bisa berupaya memperbaiki sistem tersebut agar sektor perikanan dapat lebih berdaya saing.
“Setelah big data clear, target pertumbuhan 8 persen bisa terkalkulasi dengan baik," tambahnya.
Menurut Yugi, perbaikan data sektor perikanan tersebut akan membantu mewujudkan tujuan Indonesia yang menjadikan perikanan sebagai komoditas ekspor unggulan.
“Karena ini dampaknya ke orang kecil, nelayan dan petambak yang jumlahnya sampai jutaan,” kata Yugi.
Yugi yakin, terkait dengan kebijakan tariff perdagangan AS, bahwa AS akan mempertimbangkan faktor sosial dalam proses pengambilan keputusan mereka.
"Amerika biasanya sangat prihatin kalau berkaitan dengan social issues. Mereka juga tidak ada swasembada perikanan, jadi pasti mereka membutuhkan produk perikanan dari kita," jelas Yugi.
Di sisi lain, Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan KKP, Tornanda Syaifullah, menegaskan bahwa pemerintah Indonesia tengah menyiapkan solusi konkret dalam 90 hari sejak kebijakan tarif AS diumumkan.
Menurut Tornanda, jika pasar Amerika tidak lagi memungkinkan karena tarif yang terlalu tinggi, Indonesia akan membidik pasar-pasar baru seperti Uni Emirat Arab, Asia Tenggara, dan Eropa.
Baca Juga: Imbas Tarif Trump, Volvo Lakukan PHK Massal di Amerika
Berdasarkan data dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), AS merupakan negara tujuan utama ekspor produk perikanan Indonesia dengan nilai ekspor mencapai 1,90 miliar dolar AS pada tahun 2024. Tak hanya itu, AS juga menjadi tujuan utama ekspor udang Indonesia, dengan 63 persen dari total volume ekspor udang Indonesia pada tahun yang sama.
Diskusi dalam acara halal bihalal ini turut dihadiri oleh Wakil Ketua Umum Koordinator Bidang Pangan Kadin Indonesia, Mulyadi Jayabaya, yang menekankan pentingnya optimisme dan sinergi dalam menghadapi tantangan ekonomi global, termasuk dampak kebijakan tarif dari Amerika Serikat.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Fajar Sulaiman
Tag Terkait: