Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Dolar Amerika Serikat (Dolar AS) mengalami koreksi yang signifikan dalam perdagangan di Senin (21/4). Pasar valuta asing menyoroti ketidakpastian ekonomi hingga potensi ancaman terhadap independensi dari Federal Reserve (The Fed).
Dilansir dari Reuters, Selasa (22/4), Indeks Dolar (DXY) yang mengukur kinerja greenback terhadap mata uang utama lainnya turun hingga 97,923. Capaian tersebut merupakan level terendah sejak Maret 2022.
Baca Juga: Lawan Trump, China Dilaporkan Tarik Dana Investasi di Firma Ekuitas AS
Kepala Riset Makro Mizuho Asia, Vishnu Varathan menyebut bahwa pasar kembali bimbang menyusul kontroversi terbaru dari Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. Ia baru-baru ini menyuarakan ketidaksukaannya terhadap Ketua The Fed, Jerome Powell.
Trump baru-baru ini menyebut ketua bank sentral tersebut sebagai “pecundang besar” dan mendesaknya untuk segera menurunkan suku bunga. Tak hanya itu, ia juga dilaporkan tengah mengeksplorasi opsi hukum untuk memberhentikan Powell.
Pasar menyoroti hal tersebut karena meskipun berdasarkan hukum, seorang ketua bank sentral tidak dapat diberhentikan langsung tanpa melalui proses tertentu. Langkah Trump dilihat sebagai ancaman terhadap independensi dari The Fed.
“Trump memang tidak bisa memecat Powell. Tapi bisa saja menggunakan pengaruh politik untuk menggerus persepsi atas independensi bank sentral,” kata Varathan.
Baca Juga: Trump Makin Frustrasi, Sebut Powell Jadi Ancaman ke Ekonomi AS
Trump melalui ketidakpastian atas kebijakan perdagangan dan tarif proteksionis yang diberlakukannya juga terus memperburuk sentimen pasar global. Dampaknya, investor semakin menjauh dari aset-aset seperti dolar dan memperburuk pandangan terhadap ekonomi dari AS.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait: