Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Bahlil Bocorkan Mitra Baru dalam Proyek Baterai EV, Siapa Dia?

        Bahlil Bocorkan Mitra Baru dalam Proyek Baterai EV, Siapa Dia? Kredit Foto: Ist
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia memastikan akan ada mitra baru yang bergabung dalam proyek Indonesia Grand Package baterai kendaraan listrik (EV) setelah perubahan komposisi mitra dalam proyek tersebut. Mitra strategis baru ini direncanakan akan mengembangkan kapasitas produksi tambahan sebesar 20 Gigawatt hour (GWh) dalam fase lanjutan.

        "Ini (mitra baru) salah satu perusahaan yang masuk tujuh besar dunia. Nggak mungkin dong kita memasukkan partner yang belum comply dan belum teruji. Semuanya sudah teruji," ujar Bahlil selepas melantik sejumlah pejabat di lingkungan Kementerian ESDM, Jakarta, Senin (28/4/2025).

        Saat disinggung apakah calon mitra tersebut berasal dari Tiongkok, Bahlil menegaskan bahwa pemerintah kini terbuka terhadap mitra dari negara mana pun, asalkan memenuhi kriteria investasi dan teknologi.

        Baca Juga: Proyek Investasi EV Battery Ganti Mitra, Tak Terpengaruh Dinamika Global

        "Kita sekarang tidak menghitung mau China, mau Arab, mau Eropa, mau Korea, mau apa saja. Yang mau ke Indonesia kita terima. Aku nggak membedakan sekarang. Kita jangan pilih-pilih, tapi kalau yang kita mau tidak datang, masa kita mau nunggu dia?" ujarnya.

        Dalam kesempatan itu, Bahlil juga meluruskan pemberitaan terkait posisi LG Energy Solution dalam proyek Grand Package. Ia menegaskan bahwa pergantian mitra di sebagian proyek bukan karena LG mundur, melainkan keputusan pemerintah untuk menunjuk Huayou sebagai pengelola utama proyek dari sektor hulu hingga produksi precursor dan katoda.

        "Jadi, LG dulunya masuk Grand Package bersama Huayou dan BUMN. Dalam prosesnya, LG sudah membangun 10 Giga pertama dari target 30 Giga. Tetapi untuk sektor mining, smelter, HPAL, precursor, dan katoda, teknologi dimiliki oleh Huayou. LG itu teknologinya di ujung (baterai sel)," jelas Bahlil.

        Baca Juga: LG Cabut, Bahlil Sebut Perusahaan China Bakal Gantikan Proyek Baterai EV US$9,8 M

        "Makanya dibangun Grand Package. Namun, kemudian mereka melihat ada kondisi internal yang membuat mereka memutuskan untuk tidak melanjutkan. Jadi, bukan LG yang pergi, tetapi pemerintah yang memutuskan untuk menggantikan LG dengan Huayou untuk meng-cover sektor tersebut. Dan surat keputusan tersebut kami yang menandatangani."

        Asal tahu saja, Indonesia dan LG Energy Solution telah menandatangani kesepakatan investasi kendaraan listrik senilai USD 9,8 miliar pada 18 Desember 2020 dalam skema Indonesia Grand Package. Proyek ini mencakup pengembangan terintegrasi dari sektor tambang nikel hingga produksi baterai EV.

        Sebagai bagian dari realisasi awal, pada 3 Juli 2024, Presiden Joko Widodo meresmikan pabrik sel baterai EV pertama di Indonesia yang berlokasi di Karawang, Jawa Barat. Pabrik ini merupakan hasil kerja sama Hyundai Motor Group dan LG Energy Solution melalui PT HLI Green Power, dengan kapasitas produksi tahunan sebesar 10 GWh dari target total 30 GWh.a

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Rahmat Dwi Kurniawan
        Editor: Annisa Nurfitri

        Bagikan Artikel: