Kredit Foto: Kementerian Perdagangan
Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Dyah Roro Esti Widya Putri menjadi pembicara dalam kuliah umum bertema "Perdagangan Luar Negeri Provinsi Riau dengan Negara-negara ASEAN" di Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Riau (UNRI), Pekanbaru, Senin, (28/4/2025).
Dalam kesempatan tersebut, Wamendag Roro menilai Riau merupakan salah satu provinsi strategis yang memberikan kontribusi besar terhadap ekspor nasional, khususnya ke negara-negara Asia Tenggara, sehingga berperan penting dalam memperkuat posisi Indonesia di pasar ASEAN.
Baca Juga: Harga Minyak Kembali Turun, Pasar Bingung Soal Progress Negosiasi China-AS
"Riau memiliki potensi yang luar biasa. Dengan posisi geografis yang strategis dan nilai ekspor yang terus meningkat, Riau berpeluang menjadi motor penggerak perdagangan Indonesia di kawasan ASEAN," ujar Wamendag Roro, dikutip dari siaran pers Kemendag, Selasa (29/4).
Wamendag Roro menjelaskan, Riau berhasil mencatatkan surplus perdagangan sebesar USD 3,07 miliar pada Januari–Februari 2025. Angka ini meningkat dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya, yaitu sebesar USD 2,40 miliar.
Selain itu, ekspor Riau tumbuh sebesar 21,23 persen (cumulative-to-cumulative/C-to-C) dengan kontribusi terhadap ekspor nasional mencapai 7,66 persen pada Januari–Februari 2025. Dengan capaian tersebut, Riau menjadi provinsi penyumbang ekspor terbesar kelima di Indonesia, setelah Jawa Barat, Jawa Timur, Kepulauan Riau, dan Kalimantan Timur. Di sisi lain, impor Riau mengalami penurunan sebesar 25,86 persen pada Januari–Februari 2025 (C-to-C).
Lebih lanjut, Wamendag Roro mengungkapkan, Riau menjalin perdagangan luar negeri dengan sejumlah negara ASEAN. Pada Januari-Februari 2025, Malaysia menjadi negara tujuan ekspor terbesar bagi Riau dengan nilai ekspor mencapai USD 315,02 juta, diikuti Singapura dengan nilai ekspor sebesar USD 107,18 juta, dan Thailand sejumlah USD 96,07 juta. Di sisi lain, Vietnam menjadi sumber pasokan impor bagi Riau sebesar USD 34,19 juta, diikuti Malaysia senilai USD 34,19 juta, dan Thailand mencapai USD 13,44 juta.
“Adapun lima komoditas utama ekspor Riau ke negara-negara ASEAN pada Januari–Februari 2025 meliputi bahan bakar mineral (kode HS 27) dengan nilai USD 204,82 juta, lemak dan minyak hewan/nabati (kode HS 15) dengan nilai USD 185,15 juta, serta produk kimia (Kode HS 38) dengan nilai USD 142,82 juta. Berikutnya, kertas dan kertas karton (kode HS 48) sebesar USD 104,3 juta dan makanan olahan senilai USD 33,5 juta. Capaian ini menunjukkan betapa pentingnya peran Riau dalam menopang ekspor Indonesia di kawasan ASEAN," terang Wamendag Roro.
Sementara itu, komoditas impor yang diperoleh Riau dari perdagangan intra-ASEAN pada Januari-Februari 2025, antara lain kayu dan barang dari kayu (kode HS 44) dengan nilai USD 34,46 juta, bahan kimia organik (kode HS 29) dengan nilai USD 9,73 juta, dan gandum (kode HS 11) dengan nilai USD 8,84 juta. Berikutnya, lemak dan minyak hewan/nabati (kode HS 15) sebesar USD 6,12 juta dan bahan bakar mineral (kode HS 27) senilai USD 5,93 juta.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Editor: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Tag Terkait: