Kredit Foto: Unsplash/Chris Lawton
Indonesia dan Inggris memperkuat hubungan perdagangan bilateral di tengah dinamika kebijakan perdagangan global, termasuk kebijakan tarif Amerika Serikat (AS).
Hal tersebut diwujudkan melalui pertemuan Wakil Menteri Perdagangan RI Dyah Roro Esti Widya Putri dengan Utusan Perdagangan Perdana Menteri Inggris untuk Indonesia dan ASEAN (The United Kingdom’s Trade Envoy to Indonesia and ASEAN) Naz Shah dan Duta Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor Leste Dominic Jermey di Jakarta beberapa waktu lalu.
Baca Juga: Kemendag Dorong UMKM untuk Tumbuh dan Berkembang
“Inggris merupakan mitra penting dalam perdagangan dan investasi bagi Indonesia. Oleh karena itu, kami menyambut baik kemajuan kerja sama yang telah terjalin dan terus mendorong peningkatan hubungan dagang yang saling menguntungkan bagi kedua negara,” ujar Wamendag Roro, dikutip dari siaran pers Kemendag, Rabu (11/6).
Lebih lanjut, Wamendag Roro mengungkapkan bahwa pertemuan ini membahas sejumlah isu penting terkait kerja sama ekonomi dan perdagangan. Salah satu topik utama yang disorot yaitu kebijakan proteksionis perdagangan AS yang dinilai berpengaruh terhadap arus perdagangan global serta potensi dampaknya terhadap pelaku usaha di Indonesia dan Inggris.
“Indonesia sebagai negara non-blok tetap menjaga hubungan baik dengan seluruh mitra dagang dan mengutamakan dialog dalam mengatasi perbedaan pandangan dan kepentingan. Selain itu, Indonesia mendukung sentralitas ASEAN di tengah ketidakpastian global serta terbuka untuk memperluas akses pasar, termasuk dengan Inggris,” imbuh Wamendag Roro.
Wamendag Roro menyampaikan bahwa Indonesia terus mendorong terbukanya akses pasar yang adil dan berkelanjutan, serta menekankan pentingnya diversifikasi mitra dagang guna menjaga stabilitas ekonomi nasional.
Inggris dinilai sebagai mitra strategis yang memiliki potensi besar untuk memperluas kerja sama, baik dalam bidang perdagangan barang, jasa, maupun investasi, salah satunya melalui keberlanjutan Komite Ekonomi dan Perdagangan Bersama (Joint Economic and Trade Committee/JETCO). JETCO merupakan forum dialog tingkat menteri untuk memperkuat kerja sama perdagangan dan investasi antara Indonesia dan Inggris.
“Indonesia siap menjadi tuan rumah Pertemuan JETCO ketiga dan mendorong pelaksanaannya yang sempat tertunda akibat perubahan pemerintahan di kedua negara,” tambah Wamendag Roro.
Selain itu, lanjut Wamendag Roro, kedua pihak membahas peluang peningkatan kerja sama di bidang mineral kritis, energi hijau, dan pengembangan sumber daya manusia, termasuk pemberdayaan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
Berdasarkan data Kementerian UMKM, kontribusi UMKM mencapai 61,07 persen terhadap produk domestik bruto (PDB). Oleh karena itu, kerja sama dalam pengembangan UMKM diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan bagi perekonomian nasional.
Wamendag Roro berujar, pertemuan ini diharapkan dapat mempercepat realisasi berbagai inisiatif kerja sama yang telah dijajaki sebelumnya, sekaligus membuka ruang bagi negosiasi kesepakatan perdagangan yang lebih komprehensif di masa mendatang. Dengan semangat saling menghormati dan kerja sama erat, Indonesia dan Inggris berkomitmen untuk terus memperkuat hubungan bilateral guna menghadapi tantangan global dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.
Sementara itu, Naz Shah menyatakan komitmen Inggris untuk memperkuat hubungan ekonomi dan perdagangan dengan Indonesia pasca-Brexit. Ia menyoroti pentingnya iklim perdagangan yang lebih inklusif dan berbasis prinsip saling menguntungkan.
“Kami melihat Indonesia sebagai mitra strategis di kawasan Asia Tenggara. Oleh karena itu, kami berkomitmen untuk memperkuat kerja sama perdagangan serta mendukung berbagai inisiatif yang bertujuan menciptakan perdagangan yang adil, terbuka, dan inklusif antara kedua negara,” ujar Naz Shah.
Ditemui di lokasi pertemuan, Direktur Perundingan Bilateral Kementerian Perdagangan Danang Prasta Danial yang turut mendampingi Wamendag Roro menjelaskan bahwa peluang peningkatan perdagangan antara Indonesia dengan Inggris masih sangat terbuka. Adapun total perdagangan Indonesia dan Inggris mencapai USD 2,7 miliar pada 2024. Nilai tersebut meliputi ekspor Indonesia ke Inggris sebesar USD 1,8 miliar dan impor dari Inggris senilai USD 0,9 miliar.
Tidak hanya itu, Inggris merupakan negara tujuan ekspor ke-24 dan sumber impor ke-25 bagi Indonesia. Inggris juga menjadi sumber Penanaman Modal Asing Langsung (Foreign Direct Investment /FDI) terbesar ke-10 bagi Indonesia.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Editor: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Tag Terkait: