Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Pacu Transisi Energi Bersih, PGEO Sinkronisasi Perdana PLTP Lumut Balai Unit 2

        Pacu Transisi Energi Bersih, PGEO Sinkronisasi Perdana PLTP Lumut Balai Unit 2 Kredit Foto: PGE
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) kembali menegaskan komitmennya dalam mempercepat transisi energi bersih di Indonesia. Pada Sabtu (14/6), perusahaan berhasil melaksanakan sinkronisasi perdana Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Lumut Balai Unit 2 yang berlokasi di Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan.

        Proses sinkronisasi ini dilakukan dengan kapasitas awal sebesar 10% dari total daya terpasang 55 MW. Momentum penting ini menandai untuk pertama kalinya listrik dari PLTP Lumut Balai Unit 2 berhasil masuk ke jaringan PLN, sekaligus menjadi bagian krusial menuju operasi komersial penuh (commissioning operation date/COD) yang ditargetkan tercapai akhir Juni 2025.

        Direktur Operasional PGEO, Ahmad Yani, menegaskan bahwa capaian ini mencerminkan efektivitas pengelolaan proyek yang sejalan dengan strategi perusahaan dalam mendorong dekarbonisasi.

        Baca Juga: Porsi EBT Capai 61% di RUPTL, PGE Siap Genjot Kapasitas PLTP hingga 1,7 GW

        "Sinkronisasi ini merupakan langkah penting di mana listrik dari pembangkit mulai disalurkan ke jaringan listrik PLN. Ini juga merupakan milestone penting yang menunjukkan progres proyek berada di jalur yang tepat. Kami berkomitmen untuk menyelesaikan tahap COD sesuai target waktu dan menghadirkan kontribusi nyata terhadap bauran energi bersih nasional," jelas Ahmad Yani.

        Dengan hadirnya PLTP Lumut Balai Unit 2, kapasitas panas bumi di Area Lumut Balai akan bertambah 55 MW sehingga totalnya mencapai 110 MW. Unit ini diproyeksikan mampu memproduksi sekitar 481 gigawatt hour (GWh) listrik per tahun.

        Jumlah tersebut cukup untuk memenuhi kebutuhan listrik harian lebih dari 252.000 rumah tangga, mendukung sekitar 396 perjalanan kereta cepat Jakarta–Bandung (Whoosh), mengisi penuh 23.700 mobil listrik, atau menopang operasional 2 hingga 5 data center skala hyperscale.

        Seiring dengan mulai disalurkannya listrik ke jaringan PLN, proyek ini juga mulai memberikan kontribusi langsung terhadap kinerja keuangan PGEO. Selain pendapatan yang mulai mengalir, operasional PLTP Lumut Balai Unit 2 diperkirakan mampu menekan emisi karbon hingga 280.000 ton CO₂ per tahun, sejalan dengan upaya pemerintah mengejar target bauran energi 23% pada 2025 dan komitmen Net Zero Emission (NZE) 2060. 

        Baca Juga: Performa Bisnis PGE Solid, Pengamat: Panas Bumi Punya Prospek Menjanjikan di Indonesia

        Project Manager PGE Proyek Lumut Balai Unit 2, Achmad Sri Fadli, turut menjelaskan bahwa proses sinkronisasi tidak dilakukan sembarangan. “Proses sinkronisasi ini bukan sekadar menyambungkan listrik ke jaringan PLN, tetapi melibatkan uji sistem secara ketat untuk memastikan bahwa pembangkit beroperasi dengan aman, efisien, dan sesuai dengan standar dan regulasi yang berlaku,” tegasnya.

        Dengan pengalaman lebih dari 40 tahun sebagai pionir panas bumi di Indonesia, PGEO saat ini mengelola kapasitas terpasang sebesar 672,5 MW dari enam wilayah operasi. Perusahaan menargetkan peningkatan kapasitas menjadi 1 GW dalam dua tahun ke depan, serta 1,7 GW pada 2034.

        Selain Lumut Balai Unit 2, PGEO juga menggarap proyek strategis lain seperti PLTP Hululais Unit 1 & 2 (110 MW), serta proyek co-generation berkapasitas total 230 MW. Tak hanya itu, PGEO telah mengidentifikasi potensi sumber daya panas bumi sebesar 3 GW dari 10 Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) yang dikelola secara mandiri.

        Hal ini menegaskan peran penting PGEO dalam memperkuat ketahanan serta keberlanjutan energi nasional ke depan. "Kami berharap PLTP Lumut Balai Unit 2 dapat segera beroperasi penuh secara komersial dan menjadi salah satu katalis penting dalam pencapaian target energi hijau di Indonesia,” pungkas Achmad Sri Fadli.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Belinda Safitri
        Editor: Belinda Safitri

        Bagikan Artikel: