Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        AS-Iran Diambang Perang, Harga Bitcoin Turun ke US$104.000

        AS-Iran Diambang Perang, Harga Bitcoin Turun ke US$104.000 Kredit Foto: Unsplash/Andre Francois Mckenzie
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Pasar kripto mengalami tekanan besar menyusul meningkatnya ketegangan geopolitik di Timur Tengah. Harga Bitcoin turun tajam dalam sehari terakhir, diperdagangkan dalam kisaran US$104.000 di Rabu (18/6).

        Pasar menyoroti adanya kemungkinan meluasnya konflik dari Israel-Iran. Amerika Serikat bisa saja terlibat menyusul pernyataan terbaru dari Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.

        Baca Juga: G7 Dukung Israel, Sebut Iran Jadi Sumber Ketidakstabilan di Timur Tengah

        Trump mengungkap bahwa pemerintah pihaknya mengetahui lokasi keberadaan dari Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei. Ia menyebutnya sebagai target yang mudah, meski untuk saat ini tidak akan diserang.

        “Dia aman di sana – kami tidak akan menghabisinya (membunuh!), setidaknya untuk sekarang. Tapi kami tidak ingin ada rudal yang ditembakkan ke warga sipil atau tentara kami. Kesabaran kami hampir habis,” tulis Trump, dilansir dari Coindesk.

        Trump juga menyerukan agar sosok tersebut menyerah tanpa syarat dan meminta warga untuk segera mengungsi dari Tehran.. Gedung Putih mengkonfirmasi bahwa pemerintah telah bersidang, dan presiden bahkan mempersingkat kehadirannya di KTT G7.

        “Eskalasi mendadak dan tajam dalam konflik Iran-Israel menambah premi risiko geopolitik yang signifikan, menyebabkan investor melakukan aksi jual terhadap aset berisiko, termasuk kripto,” kata Chief Investment Officer XBTO, Javier Rodriguez-Alarcón.

        Menurutnya, pasar kripto masih sangat rentan terhadap perkembangan politik global.

        “Situasi geopolitik tetap menjadi faktor tak terduga; jika ada deeskalasi yang kredibel di Timur Tengah, itu bisa memicu sentimen positif di pasar. Sebaliknya, jika konflik makin memburuk, penurunan aset berisiko bisa kembali terjadi,” ujarnya.

        Baca Juga: JPMD JPMorgan, Stablecoin Terbaru dari Raksasa Perbankan?!

        Bitcoin dan aset kripto lainnya saat ini kembali menjadi indikator sensitif terhadap ketidakpastian global, terutama yang melibatkan risiko konflik berskala besar antara kekuatan militer dunia.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Aldi Ginastiar

        Bagikan Artikel: