Kredit Foto: Ist
Ketika Uni Eropa mendirikan tembok tarif sejak tahun lalu untuk memperlambat masuknya mobil listrik buatan China, pesan yang ingin disampaikan jelas: lindungi industri dalam negeri.
Namun, produsen mobil China tampaknya telah membaca memo yang berbeda. Alih-alih mundur, perusahaan seperti BYD, Geely, dan SAIC telah menjalankan perubahan strategis yang membuat mereka tidak hanya mampu bertahan dari badai tetapi juga menggandakan pangsa pasar mobil Eropa.
Mengutip laporan dari Arena EV, menghadapi bea masuk setinggi 35% untuk kendaraan listrik mereka, produsen China meningkatkan ekspor mobil hibrida dan bertenaga bensin, yang dibebaskan dari tarif yang ditargetkan.
Mereka juga memusatkan perhatian pada negara-negara Eropa selatan seperti Italia dan Spanyol, di mana dominasi merek Jerman dan Prancis tidak terlalu menonjol dibandingkan di utara. Hasilnya sangat mencolok.
Menurut data dari JATO Dynamics, merek China menguasai 4,9% pasar mobil baru UE pada bulan April, lonjakan signifikan dari 2,4% hanya satu tahun sebelumnya, yang berarti 53.000 kendaraan terjual dalam satu bulan.
Penjualan kendaraan listrik dari merek Tiongkok melonjak hingga 59% pada bulan April, jauh melampaui pertumbuhan 26% yang dialami oleh produsen mobil lain.
Momentum ini menghasilkan tonggak sejarah: pada bulan April, warga Eropa mendaftarkan 7.231 mobil listrik BYD dibandingkan dengan 7.165 dari Tesla, menandai bulan langka di mana raksasa kendaraan listrik Amerika itu kalah penjualannya.
Penurunan penjualan Tesla sebagian disebabkan oleh penolakan pembeli Eropa terhadap aktivitas politik kepala eksekutifnya, Elon Musk.
Seluruh situasi ini telah menciptakan perubahan ironis dalam kebijakan UE. Tarif, yang dirancang untuk melindungi pasar kendaraan listrik lokal dan mendukung transisi hijau blok tersebut, secara tidak sengaja telah mendorong penjualan lebih banyak mobil berbahan bakar fosil.
Menurut Schmidt Automotive Research, dua pertiga kendaraan yang dijual oleh perusahaan Tiongkok di Eropa selama kuartal pertama bukanlah mobil listrik murni, melainkan mobil hibrida atau model bensin konvensional.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat
Tag Terkait: