Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Jatuh Bangun Lee Jae-yong Putra Mahkota Samsung dalam Melanjutkan Bisnis Keluarga

        Jatuh Bangun Lee Jae-yong Putra Mahkota Samsung dalam Melanjutkan Bisnis Keluarga Kredit Foto: Korea Herald
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Lee Jae-yong, atau yang juga dikenal sebagai Jay Y. Lee, adalah sosok pewaris bisnis raksasa Samsung yang kehidupannya tak ubahnya drama Korea, penuh intrik, konflik, dan keberhasilan. Ia bukan hanya dikenal sebagai putra dari mendiang Lee Kun-hee, pemimpin legendaris Samsung, tapi juga sebagai eksekutif yang kini menduduki posisi Executive Chairman Samsung Electronics.

        Lahir pada 23 Juni 1968 di Washington, D.C., Amerika Serikat, Lee tumbuh dalam bayang-bayang keluarga penguasa industri elektronik Korea Selatan. Ia menempuh pendidikan di Kyungbock High School, lalu melanjutkan studi ke Seoul National University (SNU) untuk gelar Sarjana Seni. 

        Setelah itu, ia meraih gelar MBA dari Keio University di Jepang, dan sempat menempuh studi doktoral di Harvard Business School, meskipun tidak menyelesaikannya. Ia dikenal fasih dalam bahasa Korea, Inggris, dan Jepang, memperkuat posisinya di panggung global.

        Lee mulai bergabung dengan Samsung pada tahun 1991, mengawali karier sebagai Vice President Strategic Planning. Ia kemudian naik menjadi Chief Customer Officer, dan memimpin sejumlah proyek, termasuk 14 perusahaan ventura internet meskipun sebagian besar gagal, termasuk e-Samsung yang merugi hingga US$18 juta. Namun, kegagalan ini justru menjadi batu loncatan yang menempanya menghadapi dunia bisnis yang keras.

        Karier Lee makin menguat saat ia menjadi Chief Operating Officer (COO) pada 2009. Ketika ayahnya mengalami serangan jantung pada tahun 2014, Lee Jae-yong mulai dianggap sebagai pemimpin de facto Samsung Group. Sejak itu, ia memimpin berbagai lini bisnis, terutama Samsung Electronics yang terus berkembang dalam bidang semikonduktor, smartphone, dan perangkat rumah tangga pintar.

        Baca Juga: Didukung AI, Ini Tiga Alasan Samsung Galaxy S25 Edge Bisa Bikin Lebih Produktif dan Tetap Stylish

        Setelah wafatnya sang ayah pada 25 Oktober 2020, posisi pimpinan sempat dibiarkan kosong hingga akhirnya pada Oktober 2022, Lee Jae-yong resmi diangkat sebagai Executive Chairman Samsung Electronics. Ia juga menjadi pemegang saham utama di berbagai entitas Samsung, termasuk kepemilikan sekitar 1,6% saham Samsung Electronics dan 11% saham Samsung SDS.

        Namun, jalan menuju puncak tidak selalu mulus. Lee tersandung sejumlah kontroversi hukum. Pada tahun 2017, ia dijatuhi hukuman lima tahun penjara atas tuduhan suap, penggelapan, dan manipulasi saham terkait merger dua anak perusahaan Samsung, yaitu Cheil Industries dan Samsung C&T. Meskipun hukumannya dikurangi dan ia sempat dibebaskan bersyarat pada 2021, citranya sempat tercoreng.

        Di tengah badai hukum, Lee juga menghadapi beban pajak warisan sebesar 12 triliun won (sekitar Rp156 triliun) setelah kematian sang ayah. Saham Samsung sempat anjlok, menyebabkan penurunan kekayaan dari US$11,5 miliar menjadi sekitar US$8,2 miliar pada 2024, menjadikannya tetap sebagai orang terkaya di Korea Selatan, menurut Forbes.

        Baca Juga: HP Flagship Tipis tapi Tetap 'Adem', Ini Teknologi Pendingin di Balik Samsung Galaxy S25 Edge

        Meski sempat dililit kasus dan keraguan publik, Lee kembali mendapat angin segar ketika Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol memberikan amnesti pada tahun 2022. Pemerintah menilai peran Lee sangat krusial dalam memajukan Samsung sebagai tulang punggung ekonomi Korea Selatan di tengah persaingan global teknologi.

        Di balik sosoknya yang kaku dan jarang muncul di media, kehidupan pribadi Lee juga menarik perhatian. Ia pernah menikah dengan Im Se-ryung, putri dari ketua Daesang Group, dan memiliki dua anak, yaitu Lee Ji-ho dan Lee Won-ju. Meski pernikahannya berakhir pada 2009, hubungan ini menempatkannya dalam lingkaran elite bisnis Korea.

        Kini, di usianya yang ke-57, Lee Jae-yong bukan hanya simbol suksesi dinasti bisnis, tapi juga representasi dari generasi pemimpin yang harus menyeimbangkan antara tradisi keluarga, tuntutan pasar global, dan tekanan publik.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Amry Nur Hidayat

        Bagikan Artikel: