Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Mayoritas Bank Turunkan Target, OJK Beberkan Penyebabnya!

        Mayoritas Bank Turunkan Target, OJK Beberkan Penyebabnya! Kredit Foto: Sufri Yuliardi
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkapkan bahwa mayoritas perbankan nasional telah merevisi Rencana Bisnis Bank (RBB) tahun 2025. Revisi ini dilakukan sebagai respons terhadap ketidakpastian ekonomi global yang masih berlangsung dan berdampak pada kondisi makroekonomi dalam negeri.

        Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Dian Ediana Rae, menjelaskan bahwa revisi dilakukan apabila terdapat deviasi signifikan antara target awal dengan realisasi kinerja bank sepanjang semester I tahun ini.

        “Itu sebagian besar bank memang melakukan revisi sebagai penyesuaian terhadap kondisi perekonomian global dan domestik yang sangat challenging dewasa ini,” kata Dian dalam konferensi pers Rapat Dewan Komisioner Bulan Juni secara virtual, Selasa (8/7/2025).

        Baca Juga: Perbankan Nasional Gencar Terbitkan Obligasi, Perkuat Pembiayaan Jangka Panjang

        Secara umum, bank menyesuaikan target bisnis mereka menjadi lebih konservatif. Namun, terdapat beberapa bank yang justru menaikkan target setelah mengevaluasi sasaran yang telah ditetapkan.

        “Masih tetap bisa memberikan kontribusi dalam mendukung pertumbuhan ekonomi nasional secara menyeluruh,” imbuhnya.

        Dian menjelaskan bahwa tingkat revisi yang dilakukan bank dipengaruhi oleh sejumlah faktor, antara lain proyeksi suku bunga acuan, permintaan kredit, kondisi likuiditas, serta kinerja bank hingga Juni 2025. Jika indikator seperti penyaluran kredit dan profitabilitas masih sejalan atau mendekati target awal, maka revisi tidak menjadi keharusan.

        Baca Juga: Tak Kunjung Turun, BI Desak Perbankan Segera Pangkas Suku Bunga Kredit

        “Nah OJK saat ini sedang melakukan assessment komprehensif berbasis informasi tentu saja mengenai realisasi kinerja industri perbankan semester 1 dibandingkan dengan target RBB yang sudah ditetapkan,” jelasnya.

        Penilaian juga mempertimbangkan stabilitas sektor keuangan, proyeksi ekonomi makro, dan outlook pertumbuhan ekonomi nasional yang erat kaitannya dengan arah suku bunga Bank Indonesia (BI Rate) dan tingkat inflasi.

        “Serta juga melihat kemampuan bank menjaga tingkat risiko, likuiditas, dan juga permodalan. Perkiraan kita bahwa sebagian besar bank itu masih dalam trajektur yang wajar dengan penyelesaian atas beberapa basis asumsi yang terkini tentu saja,” pungkas Dian.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Cita Auliana
        Editor: Annisa Nurfitri

        Bagikan Artikel: