- Home
- /
- New Economy
- /
- Energi
Pemerintah Ingin Ubah Sistem RKAB Jadi Tahunan, MDKA Tegaskan Komitmen Patuhi Regulasi
Kredit Foto: MDKA
PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) menyatakan siap mengikuti wacana perubahan Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB) sektor Mineral Batu Bara dari tiga tahun menjadi satu tahun sekali.
General Manager Communications MDKA, Tom Malik, mengatakan perusahaan selalu menghormati dan mematuhi setiap regulasi yang ditetapkan pemerintah, termasuk rencana revisi tata kelola RKAB.
"Merdeka akan selalu comply dan menghormati peraturan pemerintah. Kami akan menyesuaikan proses perizinan agar sesuai dengan perubahan RKAB dari tiga tahun menjadi setiap tahun," kata Tom kepada Warta Ekonomi, Kamis (10/7/2025).
Baca Juga: Pemerintah Bakal Perpendek RKAB Minerba Jadi Tahunan, Begini Tanggapan PTBA dan Vale
Wacana perubahan RKAB mencuat dalam rapat kerja antara Komisi XII DPR RI dan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia pada 2 Juli lalu.
DPR mendorong evaluasi skema RKAB tiga tahunan karena dianggap tidak responsif terhadap dinamika pasar dan menyebabkan ketidakseimbangan antara pasokan dan permintaan komoditas tambang.
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menyambut usulan tersebut dan menyatakan pentingnya reformasi tata kelola sektor pertambangan, khususnya batubara dan mineral.
“Tata kelola pertambangan harus diperbaiki, baik komoditas batubara maupun mineral. Khususnya untuk komoditas batubara, harganya saat ini sedang anjlok akibat kelebihan pasokan,” tegas Bahlil saat rapat di DPR, Selasa (2/7/2025).
Baca Juga: RKAB Terlalu Longgar, Harga Batubara Anjlok Akibat Kelebihan Pasokan
Di tengah dinamika regulasi, Tom memastikan bahwa kinerja operasional perusahaan tetap berjalan normal.
"Sampai Q1 2025 realisasi produksi MDKA dan MBMA masih sesuai rencana," ungkap Tom.
Sepanjang kuartal I 2025, PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) mencatatkan produksi emas dari Tambang Tujuh Bukit sebesar 25.481 ounce dengan rata-rata harga jual mencapai USD2.757 per ounce.
Biaya produksi tetap terjaga efisien dengan cash cost sebesar USD932 per ounce dan all-in sustaining cost (AISC) di level USD1.319 per ounce.
Produksi emas ini menyumbang kontribusi EBITDA sebesar USD55 juta, menjadi salah satu pendorong utama kinerja operasional perusahaan.
Baca Juga: MDKA Bukukan Pendapatan US$502 Juta di Kuartal I-2025
Sementara itu, produksi tembaga dari Tambang Wetar tercatat sebanyak 2.381 ton dengan biaya cash cost sebesar USD2,76 per pon dan AISC sebesar USD3,80 per pon.
Selain emas dan tembaga, MDKA juga mencatatkan kontribusi dari segmen limonit dan nikel pig iron (NPI), yang secara agregat turut memperkuat kinerja EBITDA perusahaan secara konsolidasi sebesar US$89 juta pada periode tersebut.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rahmat Dwi Kurniawan
Editor: Djati Waluyo
Tag Terkait: