Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Bursa Asia Lanjutkan Kenaikan, Jepang Serukan Pengurangan Ketergantungan ke AS

        Bursa Asia Lanjutkan Kenaikan, Jepang Serukan Pengurangan Ketergantungan ke AS Kredit Foto: Reuters/Toru Hanai
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Bursa Asia kembali mengalami kenaikan yang signifikan dalam perdagangan di Kamis (10/7). Pasar saham terus menyoroti perkembangan kebijakan tarif hingga dampaknya terhadap suku bunga dan perekonomian dari Asia.

        Dilansir dari CNBC International, Kamis (11/7), berikut ini adalah catatan pergerakan sejumlah indeks utama dari Bursa Asia:

        • Hang Seng (Hong Kong): Naik 0,57% ke 24.028,37.
        • CSI 300 (China): Naik 0,47% ke 4.010,02.
        • Shanghai Composite (China): Naik 0,48% ke 3.509,68.
        • Nikkei 225 (Jepang): Turun 0,44% ke 39.646,36.
        • Topix (Jepang): Turun 0,56% ke 2.812,34.
        • Kospi (Korea Selatan): Naik 1,58% ke 3.183,23.
        • Kosdaq (Korea Selatan): Naik 0,93% ke 797,70.

        Risalah Federal Reserve (The Fed) Juni memberikan harapan bahwa tekanan inflasi akibat dari kebijakan perdagangan tidak akan menunda jadwal pemangkasan suku bunga acuan di 2025.

        Pasar melihat bahwa bank sentral optimistis akan memangkas suku bunga acuannya pada tahun ini, meskipun perpecahan mulai terjadi dalam kalangan pejabat bank sentral mengenai kapan penurunan suku bunga akan dilakukan.

        Beberapa anggota menargetkan pemangkasan suku bunga paling cepat pada Juli 2025. Sementara beberapa lainnya tidak melihat perlunya pelonggaran apa pun tahun ini.

        Adapun kebijakan tarif juga menjadi perhatian menyusul pengiriman surat tarif terhadap enam negara dari Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. Negara-negara tersebut mulai dari Filipina, Brunei hingga Irak.

        Perdana Menteri Jepang, Shigeru Ishiba juga menjadi perhatian usai menyatakan bahwa negaranya perlu mengurangi ketergantungan terhadap Amerika Serikat (AS). Hal ini berlaku dalam sektor-sektor strategis seperti keamanan, energi, dan pangan.

        Ishiba menyoroti hubungan yang memanas akibat kedua belah negara saling bersiteru usai adanya ancaman kebijakan tarif dari Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.

        Baca Juga: Saham Gak Laku Hingga Diangggap Tak Penuhi Free Float, Bos PMUI: Biar Waktu yang Jawab

        AS sendiri akan menerapkan tarif hingga 25% ke Jepang di 1 Agustus 2025. Namun Trump memberi sinyal bahwa dirinya masih terbuka untuk negosiasi tambahan terkait dengan tarif.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Aldi Ginastiar

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: