Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        IHSG Rebound di Tengah Gejolak Global, KSEI Ungkap Emiten Jadi Tulang Punggung Ekonomi

        IHSG Rebound di Tengah Gejolak Global, KSEI Ungkap Emiten Jadi Tulang Punggung Ekonomi Kredit Foto: Annisa Nurfitri
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Direktur Utama PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), Samsul Hidayat, menegaskan pentingnya peran emiten dalam menjaga stabilitas ekonomi nasional di tengah dinamika global yang terus berkembang.

        Samsul menyatakan emiten merupakan tulang punggung ekosistem pasar modal dan berkontribusi nyata terhadap ketahanan perekonomian Indonesia.

        “Kami terus berkomitmen menghadirkan inovasi berkelanjutan demi menciptakan ekosistem pasar modal yang efisien, transparan, dan inklusif,” kata Samsul, dalam Seminar Emiten 2025 bertajuk "Navigating Global Dynamics: The Resilience of Indonesia’s Economic and Financial Systems", Jumat (11/7/2025).

        Baca Juga: Salim Group Mendadak Buang Ratusan Juta Saham Emiten Tambang AMMN

        Kinerja KSEI pada semester I 2025 menunjukkan capaian positif. Terdapat 4.570 tindakan korporasi—naik 8,07% dibandingkan periode sama tahun sebelumnya. Nilai distribusi mencapai Rp273 triliun atau meningkat 10% dari akhir 2024. Penggunaan platform eASY.KSEI juga meningkat, dengan partisipasi 961 emiten (naik 3,1%) dan 56.000 investor (naik 18%).

        Sejalan dengan itu, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mendorong penguatan pasar modal melalui regulasi strategis. Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK, Inarno Djajadi, menekankan perlunya kolaborasi antarpemangku kepentingan agar pasar semakin tangguh dan inklusif.

        Menurut Inarno, OJK telah meningkatkan porsi free float bagi emiten baru untuk mendorong likuiditas, merevisi aturan pelaporan dana hasil penawaran umum perdana (IPO), dan menyempurnakan sistem electronic IPO guna memperluas akses investor ritel.

        Dari sisi bursa, Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI), Iman Rachman, menyebut bahwa Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil rebound ke level 7.080 setelah sempat anjlok ke 5.967 pada April 2025.

        “Untuk memperkuat pasar, kami mendorong pendalaman instrumen dan konektivitas regional, termasuk lewat produk seperti ETF Emas dan Single Stock Futures,” ujar Iman.

        Baca Juga: Laba Emiten Hashim Djojohadikusumo (WIFI) Terbang 153% hingga Juni 2025

        Ekonom senior yang juga Komisaris Independen BCA, Raden Pardede, mengingatkan bahwa meskipun ekonomi nasional relatif tangguh, pemerintah perlu waspada terhadap potensi pelemahan. Ia menyebut perlambatan belanja negara dapat menjadi penekan pertumbuhan domestik.

        “Indonesia memerlukan kepemimpinan yang visioner serta strategi ekonomi yang adaptif. Pemerintah harus berani melakukan realokasi anggaran agar pertumbuhan PDB tetap terjaga,” ujarnya.

        Sementara itu, Direktur Utama PGN, Arief Setiawan Handoko, menyampaikan bahwa gejolak global telah memukul sektor energi nasional. Ia memperkirakan konsumsi gas industri turun 2,34% akibat penurunan permintaan ekspor. Selain itu, gangguan distribusi LNG global berisiko mendorong harga naik hingga 50%.

        Sebagai respons, PGN mendorong integrasi infrastruktur gas nasional dan memperkuat peran aggregator guna menekan biaya dan mendukung transisi energi berkelanjutan.

        Seminar tersebut ditutup oleh Chief Economist Asia Deutsche Bank, Juliana Lee, yang menyoroti tekanan global terhadap Asia dan menekankan pentingnya kebijakan ekonomi yang fleksibel dan kolaboratif untuk menjaga momentum pertumbuhan kawasan.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Uswah Hasanah
        Editor: Annisa Nurfitri

        Bagikan Artikel: