Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        OJK Catat Dana Asing Kabur, Reksa Dana Loyo

        OJK Catat Dana Asing Kabur, Reksa Dana Loyo Kredit Foto: Youtube OJK
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan perkembangan pasar keuangan Indonesia hingga akhir Juni 2025. Meski sejumlah indikator masih menunjukkan pertumbuhan, investor asing mulai menarik dana dari pasar obligasi dan reksa dana mengalami koreksi tipis.

        Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK, Inarno Djajadi, menyebut bahwa indeks pasar obligasi ICBI naik 1,18 persen month-to-date (mtd) ke level 414,00, seiring dengan turunnya yield SBN rata-rata sebesar 8,26 basis poin mtd (turun 30,28 bps sejak awal tahun/ytd).

        “Per 30 Juni 2025 investor non-resident mencatatkan net sell sebesar Rp7,36 triliun secara mtd (ytd: net buy Rp42,27 triliun),” ujar Inarno dalam keterangan tertulis yang dikutip Jumat (11/7/2025).

        Baca Juga: OJK Gandeng ABI untuk Kawal Industri Blockchain dan Kripto

        Di pasar obligasi korporasi, investor asing juga mencatatkan net sell sebesar Rp190 miliar mtd atau Rp1,40 triliun ytd. Sementara itu, dana kelolaan industri pengelolaan investasi per Juni 2025 turun tipis 0,19 persen dibanding bulan sebelumnya menjadi Rp844,69 triliun, meskipun masih naik 0,87 persen secara tahunan.

        Nilai Aktiva Bersih (NAB) reksa dana juga terkoreksi 0,31 persen secara bulanan ke level Rp510,15 triliun. Meski demikian, angka ini tumbuh 2,18 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

        Selama Juni, reksa dana mencatat aliran dana masuk sebesar Rp450 miliar. Namun secara kumulatif, sepanjang 2025 masih terjadi net redemption senilai Rp2,02 triliun.

        Meski sektor reksa dana dan obligasi mendapat tekanan, penghimpunan dana di pasar modal melalui Penawaran Umum tetap menunjukkan tren positif.

        “Tercatat nilai Penawaran Umum mencapai Rp142,62 triliun, dengan Rp8,49 triliun di antaranya berasal dari 16 emiten baru,” kata Inarno.

        Baca Juga: OJK Tengah Rancang Unit Dana Kripto, ETF Kripto Versi Lokal

        Adapun 13 pipeline Penawaran Umum masih menunggu proses, dengan nilai indikatif mencapai Rp9,80 triliun.

        Dari sisi digitalisasi pembiayaan, Securities Crowdfunding (SCF) juga menunjukkan pertumbuhan.

        “Sejak diberlakukannya ketentuan SCF hingga 30 Juni 2025, terdapat 18 penyelenggara berizin dengan 852 penerbitan efek dari 525 penerbit, melibatkan 182.643 pemodal dan total dana SCF sebesar Rp1,60 triliun yang teradministrasi di KSEI,” lanjut Inarno.

        Di tengah tekanan keluar dana asing, sektor SCF dinilai menjadi sumber pembiayaan alternatif yang potensial untuk usaha kecil dan menengah melalui digitalisasi pasar modal.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Ida Umy Rasyidah
        Editor: Annisa Nurfitri

        Bagikan Artikel: