Kredit Foto: Antara/Akbar Nugroho Gumay
Saham PT Diastika Biotekindo Tbk (CHEK) langsung melesat ke batas auto rejection atas (ARA) pada hari pertama pencatatan di Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (9/7/2025). Saham CHEK dibuka menguat 44 poin atau 34,38% ke level Rp172 per saham dari harga IPO Rp128.
Kenaikan ini mencerminkan tingginya minat pasar terhadap sektor alat kesehatan yang terus berkembang, serta fundamental keuangan CHEK yang dinilai solid. Kinerja tersebut sekaligus menjadi sinyal kepercayaan investor terhadap prospek bisnis dan strategi pertumbuhan perusahaan di tengah dinamika industri kesehatan nasional.
Penetapan harga IPO dilakukan dengan mempertimbangkan valuasi yang kompetitif. CHEK menargetkan price to earnings ratio (PER) sebesar 14 kali—jauh lebih rendah dari rata-rata PER emiten sejenis di sektor kesehatan yang mencapai 22,55 kali per Juni 2025. Rasio enterprise value (EV) terhadap EBITDA juga dikalkulasi agar mencerminkan valuasi yang menarik bagi investor jangka panjang.
Baca Juga: Diastika Biotekindo (CHEK) Bidik Pendapatan Rp220 Miliar pada 2025
“Dengan valuasi ini, kami tidak hanya membuka peluang capital gain optimal, tetapi juga menunjukkan komitmen memberikan nilai tambah jangka panjang seiring rencana ekspansi dan inovasi berkelanjutan,” ujar Direktur Utama CHEK, Yoshua, dalam keterangannya.
Dari sisi kinerja keuangan, CHEK mencatat tren pertumbuhan pendapatan dan laba selama tiga tahun terakhir. Pada 2022, pendapatan tercatat Rp117,46 miliar, meningkat menjadi Rp129,09 miliar pada 2023, dan melonjak ke Rp154,79 miliar pada 2024. Sementara itu, laba tahun berjalan tercatat Rp13,59 miliar pada 2023 dan naik menjadi Rp15,17 miliar pada 2024.
Baca Juga: Raup Dana Rp110 Miliar Hasil Jual Saham, CHEK Dukung Pemerintah Tekan Produk Impor
CHEK merupakan penyedia alat dan reagen diagnostik klinik serta distributor utama berbagai merek internasional seperti Bio-Rad Clinical Diagnostics dan Thermo Fisher Scientific. Produk yang disediakan mencakup sistem deteksi dan diagnosis untuk laboratorium rumah sakit, serta alat dan reagen untuk penelitian di bidang life science seperti PCR dan sekuensing.
Strategi pertumbuhan CHEK ke depan akan difokuskan pada ekspansi produk berbasis OEM seperti DB-hem3 dan reagen lokal, dengan target pertumbuhan pendapatan hingga 30% per tahun. Selain itu, perusahaan juga memperkuat arah bisnis ke teknologi genomik, sejalan dengan kebijakan Kementerian Kesehatan yang menekankan pentingnya layanan kesehatan preventif.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait: