Kredit Foto: (Istimewa)
PT Reasuransi Indonesia Utama (Indonesia Re) menekankan pentingnya hilirisasi dalam sektor keuangan untuk memperkuat ketahanan ekonomi nasional di tengah tekanan global. Hal ini menjadi fokus utama dalam Indonesia Re International Conference (IIC) 2025 yang akan digelar pada 22 Juli 2025 di Menara Danareksa, Jakarta.
Direktur Utama Indonesia Re, Benny Waworuntu, menyebut hilirisasi dalam sektor keuangan dimaknai sebagai penguatan peran aktor-aktor hilir, termasuk reasuransi, yang berfungsi sebagai penopang terakhir dalam rantai proteksi keuangan nasional.
“Masyarakat dilindungi oleh asuransi, dan asuransi dilindungi oleh reasuransi. Kami ini penopang terakhir. Karena itu, penting untuk memperkuat fungsi hilir ini agar sistem keuangan nasional tetap solid,” kata Benny dalam konferensi pers IIC 2025, Kamis (17/7/2025).
Baca Juga: Merger Tiga Reasuransi BUMN Diwacanakan Rampung 2028, Indonesia Re Siap Jadi Induk Holding
Indonesia Re menilai hilirisasi finansial selaras dengan arah kebijakan pembangunan dalam Asta Cita Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto. Dalam konteks makroekonomi, sektor hilir keuangan kini menghadapi tantangan serius akibat tingginya suku bunga global, gejolak nilai tukar, serta peningkatan klaim asuransi karena bencana dan ketegangan geopolitik.
Menurut data OJK per Mei 2025, aset industri asuransi Indonesia mencapai Rp1.985 triliun dengan pertumbuhan tahunan 6,3%. Namun, tekanan muncul dari naiknya loss ratio asuransi umum yang mendekati 72% dan menyusutnya margin underwriting.
IIC 2025 akan diikuti lebih dari 350 peserta luring dan 1.000 peserta daring. Bertema “Empowering Downstream Growth in Financial Sector: Advancing the Insurance Industry through Strategic Collaboration”, forum ini menghadirkan empat sesi diskusi, termasuk sinergi antar sektor keuangan dan produktif, serta strategi menjaga keseimbangan neraca nasional melalui proteksi risiko.
Baca Juga: Industri Reasuransi Terkoreksi Awal Tahun, Indonesia Re Nilai Masih Dalam Fase Transisi
Direktur Pengembangan dan Teknologi Informasi Indonesia Re, Beatrix Santi Anugrah, menuturkan bahwa konferensi ini dirancang sebagai wadah pertukaran pengetahuan antara industri perasuransian, sektor kesehatan, fintech, perbankan, serta regulator dan akademisi.
“Kita ingin memperluas spektrum diskusi. Tidak hanya tentang asuransi, tetapi titik temu antar sektor agar terbuka ruang kolaborasi,” ujar Beatrix.
IIC merupakan agenda tahunan Indonesia Re yang sejak awal digagas sebagai upaya menjadikan Indonesia sebagai pusat pengetahuan (center of knowledge) reasuransi regional. Tahun ini, hilirisasi keuangan menjadi perspektif baru untuk membangun industri jasa keuangan yang tangguh dan adaptif terhadap dinamika global.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Azka Elfriza
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait: