Kredit Foto: Azka Elfriza
Rencana konsolidasi perusahaan asuransi milik negara masih belum menunjukkan perkembangan signifikan. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyatakan hingga saat ini belum menerima dokumen atau strategi resmi dari PT Danantara Dana Infrastruktur atau pemegang saham lainnya terkait bentuk konsolidasi tersebut.
“Kita masih menunggu, konsepnya kan belum disampaikan resmi kepada OJK ya mengenai konsolidasi asuransi milik negara. Tentu saja kita menunggu dari Danantara bagaimana bentuk konsolidasinya,” kata Ogi Prastomiyono, Kepala Eksekutif Pengawas Perasuransian, Penjaminan dan Dana Pensiun OJK, di Menara Danareksa, Selasa (22/7/2025).
Menurut Ogi, rencana konsolidasi menyangkut berbagai jenis entitas asuransi BUMN, mulai dari asuransi jiwa, asuransi umum, konvensional, syariah, hingga reasuransi dan entitas seperti Jasa Raharja. Perusahaan pelat merah dari sektor perbankan, energi seperti Pertamina, dan kelistrikan seperti PLN juga termasuk dalam cakupan wacana ini.
Baca Juga: Danantara Mau Rampingkan Asuransi BUMN dari 16 Jadi 3, OJK dan IFG Duduk Bareng!
Ogi menjelaskan, dari sisi efisiensi dan penguatan industri, konsolidasi akan berdampak positif apabila dilakukan dengan strategi dan struktur yang tepat. Ia mencontohkan, penyatuan beberapa entitas kecil dalam satu struktur dapat memperkuat permodalan dan tata kelola.
“Kalau ada beberapa perusahaan sejenis tersebar jadi kecil-kecil. Tapi kalau jadi satu kan lebih baik gitu kan. Tapi kan ada pro and cons-nya itu seperti apa. Nanti kan kalau itu jadi, kan dia melepaskan kepemilikan di perusahaan itu dan dijadikan satu,” ujarnya.
Baca Juga: Konsolidasi Reasuransi BUMN Diharapkan Perkuat Daya Tahan Risiko Asuransi Nasional
Ogi juga menegaskan bahwa struktur perusahaan yang terkonsolidasi dengan pemegang saham yang sama akan memperkuat penerapan tata kelola dan manajemen risiko. “Supaya industri asuransi itu pelaku-pelakunya tuh kuat dari segi permodalan, penerapan manajemen risiko, governance-nya berjalan dengan baik. Sehingga menjamin pertumbuhan ekonomi yang lebih sustain,” ujarnya.
Sementara itu, Direktur Teknik & Operasi Indonesia Re, Delil Khairat, menilai konsolidasi perusahaan reasuransi BUMN akan memperkuat industri dalam menahan risiko secara nasional. “Dengan konsolidasi ini, kita berharap tidak terlalu banyak players, tapi semua kuat-kuat, capital-nya juga kuat, capability dan profesionalismenya juga kuat,” jelas Delil.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Azka Elfriza
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait: