Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Bank Sentral Eropa (ECB) Bocorkan Arah Keputusan Suku Bunga di September

        Bank Sentral Eropa (ECB) Bocorkan Arah Keputusan Suku Bunga di September Kredit Foto: Reuters
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Bank Sentral Eropa (ECB) dilaporkan akan menetapkan ambang yang tinggi untuk pemangkasan suku bunga lebih lanjut pada bulan September. Hal ini dilakukan usai pihaknya menahan suku bunga di 2%.

        Dilansir dari Reuters, Jumat (25/7), EBC dilaporkan telah menegaskan bahwa pemangkasan hanya akan dilakukan jika terjadi penurunan signifikan pada inflasi dan pertumbuhan ekonomi. Pihaknya menunggu kejelasan hingga dampak kebijakan tarif dari Amerika Serikat (AS). 

        Baca Juga: Laba Tesla Turun Gegara Kebijakan Tarif Trump

        ECB menilai pengumuman penerapan kebijakan semata tidak cukup menjadi dasar tindakan untuk menentukan arah suku bunga. Mereka akan mempertimbangkan langkah lanjutan hanya jika data aktual menunjukkan pelemahan nyata dalam pertumbuhan maupun inflasi, disertai revisi proyeksi pada September.

        ECB juga didorong untuk mengeluarkan peringatan lebih tegas tentang potensi inflasi yang lebih rendah dari perkiraan, namun pada akhirnya bank sentral hanya menyebut bahwa risiko terhadap pertumbuhan ekonomi condong ke sisi negatif dan prospek inflasi lebih tidak pasti dari biasanya.

        Adapun Presiden Bank Sentral Eropa, Christine Lagarde mengindikasikan adanya perbedaan pandangan dalam kalangan dewan, meskipun keputusan untuk mempertahankan suku bunga diambil secara bulat. Ia menyebut bahwa penilaian risiko terhadap ekonomi sebagian besar dibagikan bersama oleh para anggota.

        Dalam skenario dasar jika tarif dasar diterapkan, para pembuat kebijakan sebagian besar sepakat mengenai arah ekonomi.

        Baca Juga: BI Waspadai Tarif Trump, Ekonomi RI Masih Dihantui Ketidakpastian Global!

        Namun, dalam skenario buruk, jika tarif yang dikenakan lebih tinggi atau muncul perbedaan tajam. Kelompok hawkish mengkhawatirkan tekanan inflasi akibat gangguan pasokan dan kemungkinan aksi balasan dari Eropa. Sementara itu, kelompok dovish melihat risiko penurunan dari sisi perlambatan aktivitas ekonomi sebagai faktor dominan.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Aldi Ginastiar

        Bagikan Artikel: