Kredit Foto: Unsplash/Alexander Andrews
Kekurangan pasokan rumah di Indonesia diperkirakan telah mencapai 15 juta unit pada 2025, melonjak dari estimasi sebelumnya yang berkisar 9,9–12 juta unit. Kesenjangan antara pasokan dan kebutuhan ini mendorong perbankan memperluas peran pembiayaan perumahan, termasuk melalui skema syariah.
Bank Mega Syariah mencatat pertumbuhan signifikan pada penyaluran pembiayaan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) syariah. Hingga Juni 2025, pembiayaan melalui produk Flexi Home mencapai lebih dari Rp342 miliar, tumbuh 18,2% secara tahunan (year to date/ytd) dan 7,8% secara bulanan. Produk ini menyumbang 67,16% dari total portofolio pembiayaan konsumer bank.
Baca Juga: Dukung Kesejahteraan Nakes, Bank Mandiri Perluas Akses KPR FLPP Lewat Kolaborasi dengan ARSSI
Kepala Divisi Consumer Financing Bank Mega Syariah, Raksa Jatnika Budi, menyatakan bahwa pembiayaan berbasis syariah menawarkan kepastian arus kas, margin tetap, dan tenor stabil.
“Kami optimistis dapat terus mendorong pertumbuhan KPR syariah secara berkelanjutan sekaligus menjaga kualitas pembiayaan tetap sehat di tengah dinamika industri keuangan nasional,” ujarnya dalam keterangan resmi, Jumat (25/7/2025).
Baca Juga: BNI Dapat Kuota 25.000 KPR FLPP dari Pemerintah
Selain Flexi Home, Bank Mega Syariah juga mencatat pertumbuhan pada produk Flexi Sejahtera yang mencapai Rp48,8 miliar atau naik 30,3% secara ytd. Kedua produk mencerminkan meningkatnya preferensi masyarakat terhadap pembiayaan syariah, khususnya di tengah tekanan ekonomi dan kebutuhan skema pembiayaan yang lebih adaptif.
Bank Mega Syariah menargetkan pertumbuhan pembiayaan KPR di atas 20% hingga akhir 2025. Target ini didukung oleh strategi segmentasi, digitalisasi proses, pendekatan berbasis agunan, serta kemitraan dengan lebih dari 190 pengembang dan ekosistem CT Corp untuk memperluas jangkauan pasar.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ida Umy Rasyidah
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait: