Kredit Foto: TBS
PT TBS Energi Utama Tbk (TBS) memperoleh dana segar senilai USD 123,6 juta dari hasil divestasi dua pembangkit listrik tenaga uap (PLTU), sekaligus berhasil memangkas emisi karbon tahunan sebesar 1,4 juta ton CO₂ atau setara 86%.
Direktur TBS Juli Oktarina, mengatakan langkah ini menjadi bagian dari reposisi strategis portofolio TBS dari batu bara menuju tiga sektor hijau yaitu pengelolaan limbah, energi terbarukan, dan kendaraan listrik.
“Kami sedang berada di fase strategis untuk mereposisi portofolio kami dan fokus pada pengembangan bisnis yang tidak hanya memiliki potensi pertumbuhan jangka panjang, tetapi juga berkontribusi positif terhadap lingkungan dan masyarakat,” ujar Juli dalam keterangan resmi, Kamis (31/7/2025).
Baca Juga: Pendapatan Anjlok, TBS Rugi USD 115 Juta di Tengah Transisi Bisnis Hijau
Juli mengatakan, kinerja keuangan konsolidasian TBS sepanjang semester pertama 2025 tercatat USD 172,2 juta, turun dari USD 248,7 juta pada periode yang sama tahun lalu. Penurunan disebabkan oleh melemahnya harga jual batu bara dan turunnya volume penjualan dari 1,7 juta ton menjadi 0,7 juta ton.
Kontribusi pendapatan dari segmen batu bara menyusut menjadi 53% dari total pendapatan, dibandingkan 82% pada tahun lalu. Juli menegaskan bahwa penurunan ini mencerminkan komitmen perusahaan untuk mengurangi ketergantungan terhadap energi fosil.
Meski mencatat rugi bersih sebesar USD 115,3 juta akibat pencatatan rugi non-kas dari divestasi, arus kas operasional perusahaan tetap kuat. Dana hasil penjualan dua unit PLTU PT Minahasa Cahaya Lestari (MCL) dan PT Gorontalo Listrik Perdana (GLP) memperkuat kas perusahaan dan mendukung strategi ekspansi hijau.
Baca Juga: TBS Cetak Lompatan Hijau, Bisnis Limbah Raup USD 59,6 Juta
Bisnis pengelolaan limbah mulai menunjukkan hasil positif. Unit ini membukukan pendapatan USD 59,6 juta dengan margin EBITDA mencapai 17%, lebih tinggi dibanding lini batu bara.
“Kami melihat bisnis pengelolaan sampah sebagai elemen kunci dalam transformasi TBS ke depan,” ujarnya.
Juli melanjutkan, TBS juga memperluas kapabilitas regional melalui akuisisi Sembcorp Environment Pte. Ltd. dan Sembcorp Enviro Facility Pte. Ltd. di Singapura.
Di sektor energi terbarukan, perusahaan mengembangkan dua proyek: PLTS Terapung Tembesi 46 MWp di Batam yang ditargetkan beroperasi pada 2026, dan PLTMH Sumber Jaya 6 MW yang sudah beroperasi sejak Januari 2025.
Baca Juga: TBS Akan Bangun PLTS Terapung Untuk Ekspor Listrik Hijau
Sementara itu, anak usaha Electrum mencatat pertumbuhan signifikan di ekosistem kendaraan listrik. Hingga 20 Juli 2025, jumlah motor listrik yang beroperasi mencapai 5.406 unit, naik 87% dari tahun lalu.
Stasiun penukaran baterai juga meningkat 150% menjadi 320 titik, dengan lebih dari 21.000 penukaran baterai terjadi setiap hari. Inisiatif ini berkontribusi pada pengurangan emisi lebih dari 20 ton CO₂ per hari.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rahmat Dwi Kurniawan
Editor: Djati Waluyo
Tag Terkait: